Survei WRC: Dendi-Alif Kalahkan 2 Rivalnya di Pilbub Kukar
![Survei WRC: Dendi-Alif Kalahkan 2 Rivalnya di Pilbub Kukar Survei WRC: Dendi-Alif Kalahkan 2 Rivalnya di Pilbub Kukar - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2024/11/18/distribusi-logistik-pilkada-2024-dari-gudang-kpu-di-klapanun-nomt.jpg)
"Hasilnya sebagai berikut Sebanyak 72,3 warga Kukar tidak menginginkan Edi Damansyah memimpin Kabupaten Kukar kembali dengan alasan sudah menjabat sebagai bupati Dua periode Kutai Kartanegara," ungkapnya.
Lebih lanjut, selama 5 tahun terakhir sebanyak 26,7 persen menyatakan kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin sangat tidak memuaskan dan sangat buruk.
Sebanyak 40,3 persen menyatakan tidak memuaskan, dan buruk dan sebanyak 25,1 persen, menyatakan sangat puas, dan puas dan baik kinerja 5 tahun terakhir dari pemerintahan Edi Damansyah-Rendi Solihin , dan sebanyak 7,9 persen.
"Ketidakpuasan masyarakat Kutai Kartanegara terhadap kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin sangat beralasan karena dalam temuan survei yang melatarbelakangi ketidakpuasan masyarakat diantaranya sebanyak 70,3 persen warga Kutai Kartanegara mengeluh tentang buruknya infrastruktur untuk konektivitas antarwilayah," kata Frika.
Terutama memperlancar arus transportasi orang maupun barang di 20 kecamatan di Kutai Kartanegara. Kemudian dari Respoden berlatar belakang petani dan pengebun dan pedagang sebanyak 68,2 persen mengeluh untuk mendapatkan BBM, pupuk subsidi, serta pengadaan alat pertanian.
Selain itu, sebanyak 70,6 persen menilai selama 5 tahun terakhir pemerintahan Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan layanan air bersih dan energi listrik masih di wilayah -wilayah terpencil.
"Lalu, sebanyak 71,4 persen menyatakan tidak tersedianya layanan kesehatan yang berkualitas. Belum optimalnya layanan Puskesmas dan dukungan sarana prasarana kesehatan di Kutai Kartanegara dalam lima tahun terakhir," katanya.
Sebanyak 65,7 persen responden menilai selama Lima tahun Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan ketersediaan ketersediaan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat di Kukar yang menyebabkan 6 ribu siswa lulusan SMP yang tidak tertampung di tingkat SMA atau sederajatnya