Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Susi Jadi Menteri, Pamor Perempuan Bertato Happening

Sabtu, 01 November 2014 – 08:52 WIB
Susi Jadi Menteri, Pamor Perempuan Bertato Happening - JPNN.COM
METAMORFOSIS: Tato kupu-kupu Natasha Oen yang menggambarkan perubahan dirinya. (Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN.com)

Setiap melihat rentetan tato itu, Christy sedikit banyak merasa diingatkan. Kini dia kembali rujuk bersama suami pertamanya. Tato lain yang penting, dia memasang foto anaknya di lengan.

Emosi yang sama dirasakan Natasha Oen terhadap tato. Perempuan yang berprofesi sebagai model catwalk ini punya tato bergambar kupu-kupu di belakang leher dan pinggangnya. ’’Saya suka kupu-kupu soalnya cantik. Lagi pula, ini seperti menggambarkan saya yang bermetamorfosis. Dari ulat yang jelek, jadi sesuatu yang lebih baik,’’ ungkapnya.

Dulu, Natasha tomboi. Hobinya saat kecil adalah mengejar layang-layang. ’’Jalan saja kayak cowok banget. Ayah sampai prihatin dan akhirnya nyuruh belajar modeling. Ternyata itu mengubah saya,’’ jelas ibu dua anak tersebut.

Bagi Natasha, tato adalah simbol masa mudanya yang penuh rasa ingin tahu dan sedang mencari jati diri. ’’Jujur aja, dulu orang lihat tatoku takjub. Mereka bilang keren. Tapi, kalau sekarang makin berumur, malah ditanyain nggak pengin hapus tato?’’ ungkapnya.

Mengoleksi tato bermakna juga dilakukan Nadya Natassya, 28. Perempuan yang merajah tubuhnya sejak lulus SMA itu punya lima tato. Letaknya kaki sebelah kiri, tangan full sebelah kiri, dan punggung. Nadya sengaja menaruh tato di sebelah kiri agar tetap bisa melihat bagian tubuh yang masih bersih, yaitu bagian kanan. ’’Paling favorit ya tato pertama. Gambarnya clover. Buatku artinya bring me luck,’’ tuturnya.

Menurut Anneke Fitrianti, tattoo artist asal Jogjakarta, begitulah seharusnya ketika seseorang membuat tato. ’’Siapa pun yang ingin tato harus sadar dan paham dengan yang dia inginkan,’’ kata tattoo artist yang berusaha selalu memperhatikan kondisi psikologis kliennya tersebut.

Anneke tak mau menerima klien yang membuat tato dalam keadaan mabuk, di bawah pengaruh obat-obatan, di bawah 18 tahun, dan sedang hamil. Bahkan, klien yang iseng-iseng pun tak jarang ditolaknya. Iseng yang dimaksud adalah si klien datang tanpa tujuan ingin ditato bergambar atau bertulis apa.

’’Tipe begini nggak saya layani. Saya nggak mau risiko dia nggak suka tatonya dan pengin revisi. Jadi, aku suruh pulang dan boleh balik 2–3 hari kalau masih pengin tato,’’ paparnya.

Sejak Susi Pudjiastuti yang diangkat sebagai menteri kelautan dan perikanan terlihat memiliki tato, isu seni rajah tubuh pada perempuan menjadi begitu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News