Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Susun Potongan Tubuh Korban seperti Main Puzzle

Senin, 14 Oktober 2013 – 07:43 WIB
Susun Potongan Tubuh Korban seperti Main Puzzle - JPNN.COM
AKBP Sumy Hastry Purwanti (tengah) bersama tim identifikasi DVI. F-GUNAWAN SUTANTO / JAWA POS

jpnn.com - Keterlibatan AKBP Sumy Hastry Purwanti dalam proses identifikasi kasus-kasus besar melambungkan nama anggota tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia itu. Dia pun menandai kiprah tersebut dalam buku yang baru saja dirilisnya.

GUNAWAN SUTANTO, Jakarta

Kantong mayat itu satu per satu dikeluarkan dari kontainer pendingin di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (2/10). Seorang perempuan tampak sangat sibuk mendata mayat-mayat korban tenggelamnya kapal imigran gelap di perairan Cianjur, Jawa Barat, itu. Dia adalah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sumy Hastry Purwanti.

"Berapa jumlahnya, empat puluh empat! Gila, mendekati korban Sukhoi, dong," ujarnya kepada rekan kerjanya yang mendata kantong-kantong mayat tersebut.

Sudah tiga hari Hastry berada RS Polri Kramat Jati untuk mengurus jenazah-jenazah warga Timur Tengah yang ingin mencari suaka politik ke Australia tersebut. Polwan yang sehari-hari bertugas di Kasubbid Dokpol Polda Jateng itu diperbantukan di RS Polri Kramat Jati untuk turut mengidentifikasi para korban itu.

"Lantaran jumlah korbannya banyak, saya mendapatkan tugas untuk ikut mengidentifikasi di sini (RS Polri)," ujarnya di sela-sela proses pemindahan jenazah dari kontainer ke kamar mayat.

Meski bertugas di Polda Jawa Tengah, polwan kelahiran Jakarta itu banyak terlibat dalam proses identifikasi yang dilakukan Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia. Terutama kasus-kasus besar yang selama ini terjadi di berbagai daerah.
Hastry tercatat pernah terlibat dalam identifikasi sekitar 17 kasus besar di tanah air. Di antaranya kasus bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott (2003), bom di Kedutaan Besar Australia, dan bencana alam tsunami di Nangroe Aceh Darussalam (keduanya pada 2004), Mandala Aircrash di Medan dan bom Bali II (keduanya 2005), serta kasus kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Jawa Barat (2012).

"Kecelakaan-kece lakaan laut seperti ini dengan korban cukup banyak juga sering. Termasuk tenggelamnya kapal imigran gelap di Trenggalek, Jawa Timur, beberapa waktu lalu," papar perempuan yang kini menempuh program doktor di Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Keterlibatan AKBP Sumy Hastry Purwanti dalam proses identifikasi kasus-kasus besar melambungkan nama anggota tim Disaster Victim Identification (DVI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News