Sweeping Melanggar Privacy
Rabu, 10 Juli 2013 – 16:48 WIB
Memang kalau kita bicara tingkat hunian itu rendah di hotel, kalau masuk bulan puasa. Rendahnya karena aktvitas juga menurun. Tidak ada rapat, tidak ada pertemuan-pertemuan di hotel karena bulan puasa orang enggak makan. Nah ini yang menurunkan tingkat hunian hotel. Menurunnya cukup tinggi. Jadi misalnya DKI turunnya rata-rata 10-15 persen. DKI Cuma tinggal 60 sampai 65 persen. Biasanya 80 persen. Bandung itu 55 persen sampai 65 persen. Jawa Tengah 50 persen, DIY 65 persen sampai 70 persen, Riau 45 persen sampai 55 persen, Surabaya 50 persen sampai 55 persen. Sementara Bali dan sekitarnya cukup turun, tetapi diharapkan khusus Bali pada bulan Juli sampai Agustus biasanya naik. Sekarang ini turun sementara aja di awal puasa. Tapi nanti akan mulai naik lagi. Mereka tidak terpengaruh dengan adanya puasa karena banyak wisatawan mancanegara. Ditambah sekarang musim liburan juga. Terus Batam sama Bintan cukup rendah 50 persen sampai 55 persen. Tapi nanti Lebaran akan ramai lagi. Biasanya empat hari sebelum dan sesudah Lebaran, hampir hotel-hotel yang ada resort akan ramai, karena yang tidak Lebaran berkesempatan libur. Polanya tiap tahun begitu. Tapi untuk daerah tertentu seperti Bali memang berbeda.
Apakah sampai ada pengurangan karyawan hotel dan restoran, karena pendapatan menurun saat puasa?
Ya enggak usah, kenapa puasa harus mengurangi orang. Nanti mereka yang susah juga kalau karyawannya dikurangi. Kan setelah puasa akan naik lagi pendapatan, terutama saat Lebaran. Saya imbau ke hotel, jangan sampai berhentikan karyawan, karena susah lagi cari karyawan. Belum tentu temukan karyawan yang siap pakai.