Syarief Hasan: Pemerintah Harus Buktikan Bisa Keluar dari Resesi dengan Omnibus Law
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mendesak pemerintah untuk lebih fokus dalam mengambil langkah perbaikan ekonomi nasional.
Pasalnya, perekonomian Indonesia sudah resmi masuk ke dalam jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 kembali minus di angka minus 3,49 persen.
Pimpinan MPR dari Fraksi Partai Demokrat ini menyebut bahwa kondisi resesi ini merupakan kali pertama terjadi sejak reformasi 1998.
"Masuknya Indonesia ke dalam jurang resesi menunjukkan kurang efektifnya berbagai langkah pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah di masa pandemi Covid-19," kata Syarief di Jakarta, Sabtu (7/11).
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menegaskan bahwa kondisi ini sangat berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, sektor-sektor yang paling anjlok pertumbuhannya adalah yang banyak berhubungan dengan investasi.
Sektor-sektor itu seperti industri alat angkutan (-29,98 persen), industri mesin dan perlengkapan (-10,76 persen), industri karet dan plastik (-9,61 persen), industri tekstil (-9,32 persen), industri batu bara dan migas (-7,17 persen), hingga industri barang logam (-6,86 persen).
Mentan Menteri Koperasi dan UKM ini menilai, anjloknya industri padat modal ini dapat berimbas pada iklim investasi di Tanah Air.
"Resesi ini akan membuat investor berpikir kembali untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab, industri yang menjadi tujuan investasi mengalami kontraksi pertumbuhan," ucap politikus asal Palopo, Sulawesi Selatan ini.