Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Syarief Hasan: Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Tidak Realistis

Minggu, 16 Agustus 2020 – 15:25 WIB
Syarief Hasan: Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Tidak Realistis - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. Foto: M.Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan meminta kepada Pemerintah untuk melakukan kajian yang matang dalam merancang target pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, dalam Pidato Penyampaian RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan di Gedung Parlemen, Senayan pada Jumat (14/8/2020), Presiden RI Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% di tahun 2021.

Syarief Hasan memandang bahwa target tinggi yang dipasang oleh Pemerintah sangat tidak relevan dengan kondisi Indonesia hari ini.

“Pertumbuhan ekonomi yang anjlok dan minus, PHK (pemutusan hubungan kerja) yang terjadi di mana-mana serta daya beli masyarakat makin rendah, dan kemampuan Pemerintah seharusnya menjadi pertimbangan dalam penentuan target,” ungkap Syarief Hasan.

Beberapa waktu yang lalu, BPS RI mengeluarkan rilis resmi terkait pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok ke minus 5,32% pada Kuartal II 2020. Bahkan, proyeksi dari Kemenko Perekonomian RI menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan minus pada Kuartal III 2020 dan artinya sudah dalam kondisi resesi.

Angka itupun diperparah dengan data dari Kemenaker RI menyebutkan jumlah pengangguran bertambah sebesar 3,05 juta selama Pandemi Covid-19. Bahkan, survei LIPI bersama FEB UI pada (2/5/2020) memprediksi sebanyak 25 juta pekerja terancam kehilangan pekerjaannya.

Banyaknya PHK ini akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini pun mendorong Pemerintah untuk membuat grand desain ekonomi Indonesia.

“Pemerintah jangan hanya sekedar membuat target tinggi, lalu melakukan revisi target di tengah jalan seperti yang terjadi dalam kurun tahun 2020. Sebab, pengalaman  menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah dalam keadaan normal saja sejak 2014 dengan posisi saat itu pertumbuhan ekonomi sudah 4.9-5.0 %, Pemerintah tidak pernah berhasil  menaikkan pertumbuhan ekonomi  menjadi lebih dari 5.2%. Dalam posisi sekarang pertumbuhan ekonomi -5.32% apakah realistis menetapkan target yang tinggi 5 persen? Jangan menetapkan target dengan tujuan pencitraan yang berlebihan,” tegas Syarief Hasan.

Syarief Hasan meminta kepada Pemerintah untuk melakukan kajian yang matang dalam merancang target pertumbuhan ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close