Syukuran Arab Hays
Oleh Dahlan IskanKamis, 31 Mei 2018 – 06:06 WIB
Saya menikmati pulukan itu. Tapi lebih menikmati suasana asli serba Arabnya: cara duduknya, ngobrolnya, saling ejeknya, cara meraup nasinya, cara mencongkel dagingnya, cara mengeremus kambingnya.
Saya pamit: sudah pukul 00.00. Tidak emosi untuk ikut meludeskan kambing.
Ternyata semua itu syukuran: ada enam mahasiswa yang wisuda keesokan harinya. Lantas pulang kampung. Tidak akan ke masjid itu lagi.
Masjid ini akan kian sepi. Tapi hati saya ramai. Melihat sudah ada tulisan ‘masjid’ tertempel di dinding luarnya.(***)