Tahanan Palestina Mulai Dibebaskan
JERUSALEM--Dialog damai Israel-Palestina akan berlanjut hari ini. Sesuai dengan rencana, Israel membebaskan 26 tahanan asal Palestina kemarin (13/8). Sebelum mengantarkan tahanan nonpolitik itu ke persimpangan Jalur Gaza dan Tepi Barat, petugas lebih dulu memindahkan mereka ke Penjara Ayalon di wilayah tengah Israel.
"Para tahanan tersebut akan menjalani pemeriksaan medis sebelum bebas. Mereka juga akan bertemu dengan beberapa perwakilan Palang Merah Internasional," kata seorang sumber kepada media Israel. Selanjutnya, selepas tengah malam, sejumlah pejabat berwenang Israel dan petugas keamanan akan mendampingi para tahanan tersebut dalam bus yang mengantar mereka ke perbatasan.
Para tahanan yang rata-rata melakukan kejahatan sebelum 1993 itu bakal dibagi ke dalam dua bus. Sebab, 14 tahanan akan pulang ke Jalur Gaza dan 12 sisanya kembali ke Tepi Barat. Mereka yang pulang ke Jalur Gaza akan diantarkan sampai ke perbatasan Erez. Lalu, mereka yang kembali ke Tepi Barat akan diantarkan sampai di pos pemeriksaan Betunia.
Kemarin Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengaku melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kepulangan warganya. Terutama, para tahanan yang pulang ke Tepi Barat. Sebab, secara de facto, Abbas dan Gerakan Fatah memang hanya berkuasa di Tepi Barat. Rival politiknya, Hamas, menguasai Jalur Gaza.
Pembebasan 26 tahanan Palestina tersebut merupakan bagian dari kesepakatan Israel dan Palestina sebelum bersepakat melanjutkan dialog damai yang diprakarsai Amerika Serikat (AS). Israel akan membebaskan total 104 tahanan Palestina dan Arab. Pembebasan itu bakal dilakukan secara bertahap. Namun, daftar nama tahanan yang akan bebas masih belum pasti. Sebab, proses perundingan sedang berjalan.
Bersamaan dengan itu, Israel menerbitkan izin pembangunan 942 unit hunian baru bagi warganya yang tinggal di Jerusalem Timur. Sebelumnya, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah mengumumkan rencana untuk merestui pembangunan total 1.200 unit hunian tambahan di kawasan Jerusalem Timur dan Tepi Barat.
"Pemerintah Kota Jerusalem merestui pembangunan 942 rumah di permukiman Gilo," kata Wakil Wali Kota Jerusalem Yosef Pepe Alalu. Rumah-rumah itu otomatis akan memperluas wilayah permukiman Israel di Gilo. Padahal, Palestina yang berdasar kesepakatan 1967 berhak atas Jerusalem Timur kelak menjadikan kawasan itu sebagai ibu kota negaranya.
Kemarin Peace Now langsung mereaksi keras kebijakan tersebut. Organisasi pengawas permukiman Israel tersebut khawatir pembangunan lebih banyak rumah atau unit hunian di wilayah sengketa akan menghambat proses damai. "Bahkan, sebelum perundingan damai berlangsung pun, pemerintah (Israel) sudah menyabotase," kritik Jubir Peace Now Lior Amihai.
Juru Runding Palestina, Mohammad Shtayyeh, juga memprotes kebijakan tersebut. "Tampaknya, Israel tidak serius dengan perundingan damai yang akan berlangsung pada Rabu (hari ini)," keluhnya. Tapi, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengimbau Palestina agar tidak menanggapi kebijakan itu dengan emosional. Dia mengimbau dua belah pihak untuk tetap berfokus pada dialog lanjutan di Jerusalem. (AP/AFP/BBC/hep/c16/dos)