Tahun Baru Imlek 2023, Perayaan Kebebasan Warga China
jpnn.com, BEIJING - Dalam tiga tahun terakhir perayaan Imlek, warga China selalu berada dalam kungkungan. Kungkungan itu adalah protokol kesehatan yang kelewat ketat demi mengejar ambisi nol kasus COVID-19.
Kebijakan ketat itu hanya berumur tiga tahun. Bulan Desember bukan hanya sebagai bulan di penghujung tahun 2022, melainkan juga telah menjadi penanda dimulainya kehidupan baru, kehidupan yang lebih leluasa, kehidupan yang lebih manusiawi meskipun wabah penyakit tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Ingar bingar pesta kembang api di seantero wilayah China daratan pada Sabtu (21/1) malam hingga Minggu (22/1) dini hari bukan sekadar perayaan pergantian tahun dalam mitologi Tiongkok yang direpresentasikan dalam bentuk hewan, seperti tahun 2023 sebagai tahun kelinci menggantikan tahun 2022 yang diperlambangkan dengan macan.
Terlepas dari mitologi tersebut, Imlek pada tahun ini lebih tepatnya adalah perayaan atas dibukanya sebuah kebebasan yang pernah hilang dalam kurun waktu tiga tahun.
Tanpa Batas
Sebagai momentum kembalinya sebuah kebebasan, pantas sekali untuk dirayakan dengan beragam ekspresi dan aktivitas yang beberapa tahun sebelumnya sangat terbatas.
Sekat-sekat yang membatasi aktivitas sudah dilucuti. Masyarakat pun bebas berkeliaran karena sudah tidak ada lagi kewajiban melakukan tes PCR harian, karantina, dan menggunakan aplikasi kartu kesehatan digital (health kit) yang sebelumnya dianggap sebagai perangkat pembatas ruang gerak.
Jauh sebelum tanggal 21 Januari 2023, otoritas setempat sudah mengumumkan dibukanya kembali objek-objek wisata. Bahkan program mudik nasional Tahun Baru Imlek yang dikenal dengan sebutan Chunyun sudah dinyatakan dibuka secara resmi mulai 14 Januari.
Chunyun yang merupakan peristiwa mudik terbesar di dunia itu akan berlangsung hingga pertengahan Februari mendatang.