Tahun Depan, Indonesia Kedatangan Peraih Nobel
jpnn.com - JAKARTA - Indonesia bakal kedatangan tokoh-tokoh peraih Nobel dalam waktu dekat. Kabar itu disampaikan lembaga International Peace Foundation (IPF). Selasa (7/6), pendiri sekaligus Ketua Dewan Direktur IPF Uwe Morawetz berkunjung ke kantor Jawa Pos Jakarta.
Dia menjelaskan program dialog perdamaian berjudul Bridges ke-6 yang bakal dihelat pada awal 2017. Menurutnya, Program Bridges adalah dialog yang diadakan untuk tujuan edukasi di berbagai bidang bagi negara-negara di ASEAN. Program yang dimulai sejak 2003 itu.
Sebelumnya, program itu sudah dilangsungkan di beberapa negara tetangga seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, Vietnam, and Singapura. Karena itu, dia berencana merambah Indonesia untuk kali pertama pada Januari-Maret 2016.
''Tujuan kami adalah melakukan edukasi menuju perdamaian dari berbagai bidang. Karena itu, kami mengundang Nobel laureates (pemenang Nobel) untuk berbagi,'' terangnya.
Pembicaraan soal program itu diakui ada sejak Wapres Jusuf Kalla menjamu Ketua Badan Penasihat IPF Pangeran Alfred dari Liechtenstein April lalu. Dalam kesempatan istimewa itu, pihaknya akan mengundang tujuh peraih Nobel dari berbagai bidang.
Misalnya, peraih Nobel bidang ekonomi Eric Stark Maskin dan Robert Fry Engle III. Atau juga bidang sains seperti Sheldon Lee Glashow, Peter Agre, dan Sir Richard J. Roberts.
''Harapan kami, hal ini bisa menjadi titik awal dari kerja sama jangka panjang antara Indonesia dan para laureates tersebut,'' jelasnya.
Biasanya, beberapa peraih Nobel yang sudah mengunjungi negara ASEAN untuk program itu sering kali diundang untuk kunjungan rutin atau bekerja sama dengan universitas yang dikunjungi.
Kali ini, program itu bakal dihelat di 14 kampus di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dan Bali. Di antaranya, Universitas Airlangga, Universitas Katolik Atmajaya, Universita Gajah Mada, Universitas Udayana, dan Institut Teknologi Bandung.
''Dalam waktu tiga bulan, tujuh laureates ini akan melakukan dialog dengan publik di kampus-kampus tersebut. Perlu ditekankan, merekalah yang memilih untuk ikut serta. Jadi, mereka sudah pasti berminat untuk berbagi lebih lanjut dengan Indonesia,'' terangnya. (bil/c23/any)