Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tak Akan Terlupa, Jakarta-Bandung 13 Jam

Oleh: Dr.Ari Fahrial Syam

Sabtu, 26 Desember 2015 – 06:44 WIB
Tak Akan Terlupa, Jakarta-Bandung 13 Jam - JPNN.COM
Kemacetan di Tol Dalam Kota tanggal 24 Desember 2015. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - KAMIS, 24 Desember 2015, merupakan hari bersejarah buat  hidup dan kehidupan saya dan keluarga, karena sepanjang hidup saya baru pertama kali ini saya harus menempuh belasan jam dari Jakarta ke Bandung. Padahal perjalanannya hanya sepanjang 160 km. Buat saya dan keluarga perjalanan Jakarta-Bandung merupakan hal rutin yang saya lakukan mengingat kedua orang tua saya tinggal di Bandung.

Kebetulan saya tinggal di Cengkareng dekat Bandara, jarak perjalanan untuk sampai di pusat kota Jakarta saja bisa mencapai 30 km. Pada saat berangkat jam 06.30, saya sudah memprediksi bahwa saya akan bermacet-macet ria selama perjalanan, walau faktanya waktu tempuh akhirnya diluar perkiraan saya sebelumnya.

Seperti biasa sebelum berangkat saya membuka waze dan google maps untuk melihat  waktu tempuh yang terbaik untuk menuju Bandung. Sebenarnya ada tiga pilihan untuk mencapai tol Cikampek melalui tol Wiyoto Wiyono (ruas Tanjung Priuk-Cawang), melalui tol Cawang Pluit via Tomang atau melalui tol JOR, saat ini waze atau google maps yang saya gunakan menunjukkan waktu terpendek melalui tol Wiyoto Wiyono dan untuk sampai Bandung disebutkan dapat ditempuh dalam waktu 4 jam.

Dengan keyakinan dan percaya atas arahan waze atau google maps saya akhirnya memutuskan untuk melalui tol Tanjung Priuk. Pada awalnya perjalanan lancar dan kemacetan awal saya dapatkan saat kami sampai di daerah Jatinegara. Saya mulai membuka salah satu channel radio yaitu radio Elshinta Jakarta yang memang selalu memberitakan dan melakukan update kemacetan jalan raya apalagi dimasa libur panjang saat ini.

Info yang didapat bahwa kemacetan karena volume kendaraan yang banyak saja tapi masih belum terpikir bahwa kemacetan ini sungguh parah. Apalagi kemacetan total telah berlangsung sejak 1 hari sebelumnya, jadi berpikir  kondisi kemacetan sudah bisa terurai. Alih-alih terurai ternyata kemacetan yang terjadi bertambah parah. Ternyata macet total tol Ir.Wiyoto Wiyono ini merupakan imbas dari kemacetan total tol Cikampek.

Jalan tol Cikampek memang merupakan ruas tol terpadat di seluruh Indonesia, karena sebagai tempat muara dari tol dalam kota Jakarta baik dari Cawang maupun Tanjung Priuk, tol lingkar luar Jakarta dan tol Purbaleunyi.

Tol Cikampek mempunyai beberapa tempat istirahat yang lengkap dengan beberapa resto ternama di dalamnya sehingga bukan saja semata-mata menjadi tempat beristirahat tetapi juga menjadi tempat kuliner. Wajar akhirnya tempat peristirahat ini khususnya rest area km 19 dan km 39 menjadi salah satu sumber kemacetan terparah Cikampek 2015 (#cikampekmacet) tanggal 23-24 Desember 2015.

Mengingat  kemacetan yang bertambah parah dan rasanya tanpa harapan untuk bertahan di jalan tol dalam kota kami memutuskan untuk turun di ramp keluar Jatinegara untuk meliwati arteri  menuju tol Cikampek, “boro-boro” istilah yang sering disampaikan orang betawi, kalau ternyata harapan tidak sesuai kenyataan, kondisi jalan arteri setali dua uang, kendaraanpun berhenti bergerak.

KAMIS, 24 Desember 2015, merupakan hari bersejarah buat  hidup dan kehidupan saya dan keluarga, karena sepanjang hidup saya baru pertama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News