Tak Keberatan Dijuluki si Pembawa Kabar Bencana
Kalau ada hubungannya dengan kementerian lain, saya tidak bisa langsung beri statement. Dulu pernah ditegur. Saya bilang, humas kementeriannya harus aktif, ini kan wartawan tanya ke saya terus. Bagaimana saya menjelaskannya. Jadi sekarang kalau berhubungan denegan kementerian saya keep dulu sampai semua ngomong. Saya tambahkan, tapi tetap kontaknyaa saya kasih punya kementeriannya biar dihubungi sendiri sama wartawannya.
Kenapa memilih menjadi jabatann sekarang dan melepas gelar profesor?
Saya sebenarnya waktu itu sudah siapkan semua untuk mendapatkan gelar profesor, SK-nya, administrasinya. Gedung, catering jas, sudah saya siapkan semua. Tapi waktu itu ada masalah administrasi. Saya enggak bisa, karena saya di BNPB. Saya hampir meninggalkan BNPB. Tapi setelah mendapatkan masukan dari Kepala BNPB saya memilih untuk tetap di sini. Saya bisa berkreasi dan saya membawa kabar yang dibutuhkan banyak pihak. Akan banyak hal yang dapat saya lakukan untuk masyarakat. Profesor kan hanya gelar. Toh saya juga bisa menjadi dosen mengajar seperti cita-cita saya. Saya menjadi dosen di Universitas Pertahanan dan dosen luar biasa di Universitas Indonesia.
Tersinggung enggak disebut si pembawa kabar bencana?
Enggak sama sekali. Saya anggap ini pekerjaan mulia, karena saya memberitahukan kabar yang harus diketahui masyarakat. Apalagi soal bencana, agar masyarakat juga siap siaga. Kita kan memberi edukasi juga. Saya berharap masyarakat tahu bahwa pemerintah juga perhatian terhadap bencana dan masyarakat sigap untuk menghadapi apapun jika ada bencana.(flo/jpnn)