Tak Malu Sebut Diri Bang Toyib, Hanya Sempat Tidur Ayam
"Kadang jam 4 pagi saya ditelepon media massa untuk diwawancara, saya mau shalat subuh ndak jadi-jadi," sambungnya lagi sambil tersenyum.
Mario menyatakan sebagai petugas pelayanan mudik memang tidak sendirian. Petugas mendapat giliran tapi belum tentu dapat menikmati libur Lebaran. Namun suka dan duka, kata dia, sudah menjadi pengalamannya para petugas sehari-hari. Tak jarang, tuturnya, petugas dimarah-marahi oleh pemudik yang merasa tidak puas dengan pelayanan.
"Kapal ASDP cuma ada tiga di sini, sisanya kapal swasta. Kalau kapal swasta bermasalah yang dimarahi kami juga, padahal kapal kami baik-baik saja," kata dia. Pria yang juga pernah menjadi wartawan Jawa Pos Group itu mengaku ia bahkan diomeli orang ketika tengah diwawancarai oleh radio swasta nasional.
"Jadi ada ibu-ibu yang telepon saat sedang live wawancara, langsung saya diomeli di situ. Sepertinya, ibunya sudah lama nahan pengen ngamuk. Kalau di pelabuhan ya sering dimarahi supir truk," kata Mario sambil tertawa. Meski sering dimarahi, Mario mengaku, kemarahan masyarakat tidak sampai meruntuhkan semangat mereka untuk melayani. Justru, kemarahan dijadikan masukan.
Lalu apa lagi yang dirasakan Mario dan kawan-kawan saat bertugas di Pelabuhan Merak?
"Ya paling kurang tidur. Saya tiap hari tidur ayam aja, mata kriyep-kriyep, mikirin tugas," kata Mario yang tak pernah pelit senyum meski lelah.
Mario menyatakan ia bersama teman-temannya menganggap pekerjaan melayani masyarakat di Pelabuhan Merak adalah sebuah kehormatan tersendiri. Apalagi ketika arus mudik saat ini. Ia berharap pihaknya dapat memulangkan semua penumpang ke seberang dengan aman, nyaman dan lancar.
"Kenapa kami sebut kehormatan, karena kita berusaha untuk memulangkan teman dan saudara kita ini sampai ke seberang, sebelum Lebaran. Kami anggap ini sebuah kehormatan tersendiri, bisa memulangkan mereka tepat waktu," akunya.
Terakhir, Mario meminta semua pemudik Lebaran tahun ini lebih tertib dan menjalankan kegiatan mudiknya dengan lancar.