Tak Mimpi Jadi Kapolri
Jumat, 02 April 2010 – 03:29 WIB
Saya ke Singapura itu atas sepengetahuan Kapolri. Itulah sebabnya saya tidak mau mundur waktu desakan opini publik saat persoalan Bibit-Chandra mencuat. Saya tidak menangani kasus Bibit-Chandra, kok malah saya yang harus bertanggung jawab, malah saya yang dituding merekayasa, bahkan ada yang menyebut saya kayak setan. Lebih menyedihkan lagi, saya dikatakan menerima duit korupsi Rp10 miliar dari Anggoro. Saya sudah membantahnya berkali-kali, saya sudah bersumpah di depan Komisi III DPR.
Waktu di Komisi III, Anda menangis. Tangis beneran atau tangisan buaya?
Baru sekali itu saya menangis. Ibu saya meninggal saja saya tidak nangis, karena ada dalilnya tidak baik membasai kain kafan orang tua. Kenapa saya menangis malam itu di depan Komisi III DPR. Saya teringat dengan isteri saya yang tidak mau keluar rumah karena malu suaminya dituduh terima duit korupsi Rp10 miliar. Dua putri saya tidak mau kerja karena malu. Sekarang, isteri saya malah jualan barang di garasi rumah. Itulah yang saya sedihkan.