Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
jpnn.com - Tak perlu sekolah tinggi. Michael Faraday si penemu listrik hanya lulusan SD.
Lahir pada 22 September 1791 dari keluarga kelas pekerja di Newington, London Selatan, Inggris, Michael Faraday putus sekolah.
Usia 14 tahun dia bekerja sebagai penjilid dan penjual buku. Pekerjaan ini membuatnya akrab dengan ilmu pengetahuan. Tujuh tahun melakoni pekerjaan itu, ia senantiasa membaca pada waktu luang.
Yang paling memengaruhi jalan hidupnya sebuah buku berjudul Conversation in Chemistry karya Jane Marcet. Buku terlaris pada kurun 1806 tersebut berisi hal-hal tentang pengetahuan ilmiah.
Anak putus sekolah yang rajin membaca buku ini kemudian hari menjelma jadi ilmuwan terkenal. Dunia menjulukinya Bapak Listrik. Namanya diabadikan pula jadi satuan kapasistansi dalam ilmu fisika dengan simbol F (Faraday).
Bacalah sejumlah buku biografi dirinya. Antara lain, Faraday as a Discoverer karya John Tyndall (1868), The Life and Letters of Faraday karya Bence Jones (1870), Michael Faraday karya John Hall Gladstone (1872).
Atau Spriritual Science, Electricity, and Michael Faraday karya Ernst Lehrs (1975), Michael Faraday: Physics and Faith karya Colin A. Russell (2001), Michael Faraday: A Very Short Introduction karya Frank A.J.L James (2010).
Niscaya Puan dan Tuan akan beroleh kisah inspiratif, bagaimana melakoni hidup dengan kemampuan terbaik.
Faraday, sebagaimana disarikan dari buku-buku itu, mulai rajin menghadiri ceramah-ceramah ilmiah yang diberikan ilmuwan kawakan Inggris, Sir Humphry Davy pada usia 20 tahun.
Pesona Davy membuat Faraday nekat mengiriminya surat. Pendek kisah, Davy menerima Faraday jadi asisten.
Pada 1821, tak lama berselang tahun menjadi asisten Davy, Faraday membuat penemuan sendiri yang menakjubkan; yakni leluhur semua motor listrik yang digunakan di seluruh dunia hingga hari ini.
Pikiran dan energinya terus meliar. Dia lalu mendapatkan fakta baru, bahwa jika magnet dilintasi kawat maka energi listrik akan mengalir ke kawat tersebut. Ini dikenal sebagai Hukum Faraday, yang disebut Pengaruh Elektromagnetik. Itulah sejarah lahirnya dinamo listrik yang pertama.
Faraday senantiasa menuliskan kisah-kisahnya bersama Davy, terutama saat-saat melakukan penelitian. Dia juga menuliskan pengalaman pribadinya dalam mencermati dan menguji fenomena-fenomena alam.
Kumpulan tulisan itu telah pula diterbitkan jadi buku. Yakni Experimental Researches in Electricity (1855), dan yang baru-baru ini disunting bertajuk The Chemical History of a Candle (2002, 2015).
Di bidang kimia, pria yang menganut prinsip nothing is too wonderful to be true if it be consistent with the laws of nature ini, menemukan landasan dasar teori elektrokimia.
Sesuai dengan falsafah hidupnya yang berpijak pada hukum alam, ilmuwan yang memopulerkan istilah "ion" di jagat raya ilmu pengetahuan dunia ini, hidup sederhana tanpa gelar dan jabatan.
Saat didaulat menjadi ketua British Royal Society dan ketika “Sir” gelar kehormatan bangsawan Inggris yang bergengsi itu hendak disematkan pada namanya, Faraday menolak.
Bagi dia, keintiman dengan alam jauh lebih menarik ketimbang gelar dan jabatan ala manusia.
“Nature is our kindest friend and best critic in experimental science if we only allow her intimations to fall unbiased on our minds,” katanya.
Itulah Faraday. Bapak Listrik Dunia yang hanya lulusan SD. Oiya, bukankah Thomas Alva Edison si penemu lampu listrik itu selalu dapat nilai buruk di sekolah, sehingga dia berhenti. Dan di rumah melahap buku-buku koleksi orang tuanya. (wow/jpnn)