Takut Menyinggung, SBY Ogah Bukunya Diserahkan ke Capres
jpnn.com - JAKARTA -- Buku "Selalu Ada Pilihan" yang ditulis Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah satunya berisi pilihan untuk menjadi seorang pemimpin negara dana kisahnya sebagai kepala negara. Meski berisi kisah kepemimpinan, ia enggan memberikan secara simbolik buku itu pada para capres dalam peluncurannya malam ini, Jumat (17/1).
"2 minggu lalu, ketika staf saya katakan buku itu diserahkan simbolik kepada capres yang akan bertanding di medio tahun ini. Saya tidak setuju. Saya tidak mau, karena mereka pasti tersinggung," kata Presiden dalam sambutannya di peluncuran buku Selalu Ada Pilihan di JCC Senayan, Jakarta.
Presiden Keenam itu menuturkan bahwa buku tersebut bukan sebuah otobiografi atau memoar politik. Buku tersebut juga bukan sebuah text book yang sarat dengan teori, seperti teori politik, ekonomi dan demokrasi. Dia juga menekankan, buku tersebut tidak bertutur tentang cara-cara memenangi pilpres. Karena itu, dia menegaskan bahwa buku tersebut tidak ditujukan kepada capres-capres yang akan berkompetisi pada pesta demokrasi mendatang.
Presiden melanjutkan, sesuai judul bukunya, pihaknya hanya berusaha menyampaikan jalan pikirannya bahwa dalam hidup selalu ada pilihan. Karena itu, jika ditanya kepada siapa buku tersebut ditujukan, dia menjawab buku tersebut didedikasikan kepada siapa saja yang berniat membaca buku tersebut.
"Apapun profesinya, terutama buku ini saya persembahkan bagi pecinta demokrasi dan pemimpin Indonesia mendatang,"lanjutnya.
Secara garis besar, buku “Selalu Ada Pilihan” memberikan informasi kepada publik mengenai sosok seorang pemimpin negara. Melalui buku ini, SBY juga berbagi suka dan duka selama menjalankan tugas negara. “Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin lebih dari sembilan tahun ini,” imbuhnya.
Dalam peluncuran buku tersebut, SBY memberikan 20 buku secara simbolis kepada para tokoh yang mewakili kalangan pejabat, pebisnis, penulis buku, hingga olahragawan. Diantaranya, penulis buku Alberthiene Endah, motivator perempuan Merry Riana, Mendagri Gamawan Fauzi, pesepakbola Bambang Pamungkas, Menparekraf Mari Elka Pangestu, ketua KEN Chairul Tanjung, dan Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepanji. (flo/jpnn)