Talas Beneng Punya Nilai Ekonomi Tinggi dan Siap Ekspor
Permintaan pasar nasional dan manca negara sangat besar, yang sampai sekarang ini belum bisa terpenuhi.
Pada masa pandemi ini saja, selain permintaan dalam negeri yang begitu besar, permintaan luar negeri untuk talas beneng juga tidak menyurut.
Selain Australia, ada beberapa negara lain yang menampung hasil panen talas beneng ini, di antaranya Taiwan, Turki dan Dubai.
Dalam perkembangan, berbagai pihak mendukung program budidaya Talas Beneng yang menjadi komoditas eksport ini, sehingga program usaha budi daya talas beneng ini memiliki nilai ekonomi yang sangat aman dan sangat layak dijalankan oleh perusahaan atau masyarakat petani sebagai peluang bisnis besar dalam jangka waktu panjang.
"Beberapa UMKM juga sudah berhasil mengembangkan umbinya menjadi makanan ringan seperti keripik, bahkan ada yang dibuat tepung yang digunakan sebagai bahan dasar roti, beras talas beneng, dll, sehingga budidaya Talas Beneng ini sangat layak sebagai program usaha yang bisa meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat yang nantinya akan membawa kesejahteraan untuk semua masyarakat Indonesia," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan untuk menjaga pangan di tengah pandemi, presiden telah mengamanatkan semua kementerian dan lembaga negara untuk memprioritaskan kebutuhan pangan sebagai pasokan masyarakat.
"Pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung ramah lingkungan dan mensejahterakan para petani," katanya.
Dedi menambahkan jika ekspor pertanian jadi salah satu fokus Kementan, apalagi di era pandemi Covid-19. (rhs/jpnn)