Tambahan 2 STS Crane, Terminal Teluk Lamong Semakin Efisien
jpnn.com - SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Peindo) III menambah dua unit peralatan bongkar muat, Ship to Shore (STS) crane. Itu dilakukan menanggapi adanya permintaan pasar yang semakin tinggi pada tahun kedua dioperasikannya PT Terminal Teluk Lamong (TTL).
STS crane itu ditujukan untuk melayani proses bongkar muat pada dermaga domestik di terminal peti kemas ramah lingkungan. Kahumas TTL Reka Yusmara menjelaskan, kedua STS crane baru bernomor crane CC04 dan CC05 itu, sudah tiba pada Rabu (18/5) lalu.
“Kini aktivitas roll off atau penggeseran STS dari kapal menuju dermaga Terminal Teluk Lamong masih berlangsung. Kemudian akan dilanjutkan dengan proses commissioning untuk memeriksa kesiapan STS crane sebelum digunakan untuk proses bongkar muat,” ujar Reka dalam siaran persnya, Senin (23/5).
STS crane Terminal Teluk Lamong berteknologi mutakhir yang dioperasikan dengan tenaga listrik dan memiliki daya angkat maksimal sebesar 40 ton. Kemampuan jangkauan STS crane itu ke kapal mencapai 14 row atau setara 35 meter.
Melalui penambahan dua unit STS crane itu, maka Terminal Teluk Lamong kini telah memiliki lima unit STS crane domestik dan dua unit STS crane internasional.
“Pada akhir 2016, direncanakan Pelindo III akan kembali mendatangkan tiga unit STS crane tambahan untuk menunjang pelayanan dermaga internasional sehingga total STS crane menjadi 10 unit,” tandas Reka.
STS crane internasional bahkan memiliki kemampuan twin lift, yang bisa mengangkut dua peti kemas ukuran 20 feet secara bersamaan, sehingga menambah kecepatan proses bongkar muat barang.
“Terminal Teluk Lamong dengan kecanggihan, ketepatan, dan kecepatan peralatan yang dimiliki kini bisa melayani lebih banyak kapal, serta mengurangi waktu bongkar-muat dengan adanya penambahan STS Crane tersebut,” tandasnya. (chi/jpnn)