Tampilkan Teater Monolog, Regina Art Memukau Penonton Norwegia
jpnn.com, JAKARTA - Regina Art sukses menggelar pementasan teater "Monologue Project" di kota Oslo, Norwegia (26/10)
Pementasan yang didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Islandia, serta Nordic Black Theatre, dapat membuat para penonton terhanyut dalam suasana yang dibangun dengan struktur emosi yang dinamis oleh Joane Win dalam monolog "Cotton Candy" dan Wawan Sofwan dengan "Besok atau Tidak Sama Sekali."
Apresiasi dan dukungan diberikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Islandia Teuku Faizasyah.
"Kami terbawa ya dengan penampilannya, agak mencekam dan jalan cerita juga disampaikan dengan sangat baik, dari awal sampai akhir kami terkesima dan tidak putus melihat peran yang ditampilkan oleh Joane Win tadi," kata Teuku Faizasyah, Sabtu (28/10).
Regina Art Monologue Project ini adalah konsep teater yang memberikan pemahaman tentang suatu peristiwa dan dibawakan dengan sangat baik. Andis Faizasyah, istri Dubes Teuku Faizasyah, menambahkan bahwa penampilan Joane Win luar biasa dan sangat menjiwai perannya sebagai Lisa. Joane memberikan gambaran bahwa banyak korban kekerasan seksual yang masih menuntut keadilan sesuai dengan kalimat terakhir dalam monolog Cotton Candy.
Seniman Norwegia Cliff Moustache berpendapat bahwa pementasan ini mengangkat dua tema monolog yang menarik "Cotton Candy ceritanya sangat kuat dan bagus, Dia menilai Joane Win sangat bagus menceritakan kisahnya, teknik bermain dan emosinya membuat penonton percaya bahwa dia melewati peristiwa yang traumatis itu, dan sepertinya ini banyak dialami oleh perempuan di seluruh dunia.
"Jadi, ini adalah isu global yang penting untuk diangkat," ujarnya.
Kemudian monolog Besok atau Tidak Sama Sekali juga sangat penting karena Soekarno adalah salah satu legenda pendiri bangsa Indonesia. Sangat menarik melihat apa yang terjadi serta taktik yang dilakukan oleh seorang pemimpin bangsa pada saat itu. Wawan Sofwan sebagai aktor yang hebat, sangat mirip dengan Soekarno, dan setelah selesai kemudian mengajak seluruh penonton menyanyikan lagu Indonesia Raya dapat terlihat kebanggaan tersendiri pada warga Indonesia yang ada di Oslo.