Tan Liong Houw, Legenda Hidup Timnas yang Tetap Bermain Bola di Usia 81 tahun
Perlakukan Kaus Garuda Seperti PusakaMinggu, 13 Februari 2011 – 12:12 WIB
Berturut-turut pria yang juga akrab dengan sapaan Tanoto itu menjadi langganan timnas. Bersama The San Liong, Kwee Kiat Sek, Bee Ing Hien, dan beberapa pemain Tionghoa lainnya, dia kembali membela Merah Putih pada Asian Games II 1954. Kemudian, itu berlanjut pada prestasi spektakuler dalam ajang Olimpiade Melbourne, Australia, pada 1956. Timnas saat itu berhasil masuk babak perempat final dan menahan imbang tanpa gol negara kuat favorit juara Uni Soviet (sekarang Rusia).
Selama 2 x 45 menit, pemain-pemain Indonesia, termasuk Tan Liong, terus berjibaku menahan serangan tim yang diperkuat kiper legenda dunia Lev Yashin dan beberapa pemain terkenal lainnya tersebut. "Saat itu tidak ada pemain lawan yang boleh melewati saya. Jika ada yang mendekat, langsung saya sikat," kisah Tan Liong, lantas kembali tertawa.
Strategi permainan keras tanpa kompromi sengaja dipilih sejak awal karena sadar bahwa secara kualitas teknik maupun fisik kalah oleh Rusia. "Kalau main strategi biasa, pasti gampang sekali kita dikubur," katanya. Dia lantas menunjukkan jari manis dan kelingkingnya sebagai perbandingan perbedaan timnas Indonesia dan Uni Soviet yang saat itu merupakan salah satu negara adidaya di dunia.