Tanah Bergeser, 156 KK Tinggalkan Rumah
Namun hingga kemarin, kata Walinagari, warga belum menempati sekitar 5 unit tenda yang disediakan. Sebab belum mencukupi dan belum ada sarana pendukung seperti dapur umum dan tempat untuk istirahat. "Sementara warga masih menumpang dirumah famili atau kerabatnya di jorong-jorong tetangga," ungkap Walinagari.
Hingga, Minggu sore kemarin, Walinagari masih menunggu peralatan dan kebutuhan untuk para pengungsi dari Dinsosnakertrans dan BPBD. Sehingga tempat pengungsian bagi warga Jorong Pabatungan bisa menempati tempat sementara.
Tidak hanya di Taehbukik, bencana juga melanda Nagari Taehbaruah. Dinagari ini, sungai Batang Muaro meluap hingga menggenangi sekitar 4 unit rumah warga di Jorong Dalam Koto, kemudian merendam satu sekolah Taman Kanak-Kanak dan SDN 05 Taehbaruah di Jorong Kubu Gadang sejak sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu(28/11) malam.
Ketinggian air luapan sungai hingga selutut orang dewasa itu, menggenangi rumah, El Kincia, 37, Suma, 58 dan Fera di Jorong Dalam Koto. Kemudian di Jorong Kubugadang, luapan air merendam rumah milik, Marwandi, rumah Ibu Renomulia, rumah Pak Bari dan rumah Dahlia Rizki.
"Kita belum menghitung kerugian, namun yang pasti tidak ada korban jiwa. Hanya saja sejumlah kolam ikan meluap ikannya dan sekitar 15 hektar sawah di Baruah Boncah Jorong Kotopuji terancam gagal panen, sebab sudah terndam air," ungkap Walianagari Taeh Baruah, Syafri, Minggu malam.
Selain pergeseran tanah dan luapan air di Taeh Baruah dan Taeh Bukik, bencana juga mengintai, Nagari Maek, Kecamatan Bukikbarisan. Jalan strategis Provinsi di kawasan pendakian Bukiktopuang, tertimbun longsor sepanjang hampir 20 meter, Sabtu(28/11) malam sekitar pukul 20.30 WIB kemarin.
"Tebing di sisi jalan semat menimbun badan jalan kemarin malam, kondisi ini sempat membuat akses transportasi warga terputus. Nam un beruntung pembersihan jalan segera dilakukan. Saat ini kiondisinya sudah bisa dilewati. Hanya saja masih beresiko terjadi longsor, karena didinding tebing jalan terllu curam," ungkap Bisron Hadi, salah seorang warga Nagari Maek, kemarin.
Benar-benar dikepung bencana, selain di Kecamatan Payakumbuh dan Kecamatan Bukikbarisan, bencana juga terjadi di Kecamatan Pangkalan Kotobaru. Luapan sungai di Nagari Pangkalan, memutus ruas hubungan transportasi antar Provinsi Sumbar dan Riau hingga 6 jam. Karena ketinggian genangan air akibat luapan sungai mencapai tinggi satu meter lebih.