Tanah Makin Mahal, Pengembang Kesulitan Bangun Rumah Sederhana
jpnn.com - JAKARTA - Permintaan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz kepada Real Estat Indonesia (REI) agar menyerahkan daftar pengembang yang belum membangun banyak rumah sederhana langsung mendapat respon. Menurut Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy, pihaknya akan segera mengirimkan data pengembang yang belum melaksanakan pembangunan rumah dengan hunian berimbang.
“Ya, kami akan segera mengirimkan datfar pengembang yang diminta oleh Menpera,” kata Eddy dalam keterangan persnya, Selasa (5/8).
Menurut dia, sebenarnya para pengembang di bawah REI telah melaksanakan pola hunian berimbang sesuai Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Yakni pola 1 : 2: 3 yang berarti setiap pembangunan 1 unit rumah mewah dibarengi dengan pembangunan 2 unit rumah menengah dan 3 unit rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Namun, kata Eddy, jumlah rumah sederhana memang belum terlalu banyak. Sebab, para pengembang menemui kendala lantaran keterbatasan lahan serta meningkatnya harga tanah.
"Lahan makin sempit dan harganya terus naik. Hal inilah yang membuat pengembang sulit untuk melaksanakan aturan tersebut. Bagaimana bisa bangun rumah sederhana dengan harga murah kalau harga tanahnya saja mahal?” ujarnya.
Meski begitu, Eddy berjanji akan terus berkoordinasi dengan Kemenpera. Dengan demikian, pola aturan hunian berimbang bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh anggota REI.(esy/jpnn)