Tanggapi Pernyataan Rocky Gerung, Petrus Selestinus Singgung Ancaman Terhadap Etika Bernegara
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mengatakan pernyataan pengamat politik Rocky Gerung (RG) yang diduga menyerang kehormatan Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu, tidak boleh dilihat dari perspektif penghinaan kepada presiden saja.
Namun, jauh lebih penting adalah perspektif ancaman serius terhadap "etika kehidupan bernegara" yang merupakan hal yang paling esensial dalam menjaga pluralitas dan integrasi nasional.
“Seorang RG, dia tidak peduli dengan apa itu etika bernegara, apalagi kehormatan Jokowi. Bagi Rocky Gerung yang penting cemoohannya mendapat publisitas tinggi. Karena itu upaya melaporkan dugaan penghinaan terhadap Jokowi ke Polri adalah panggung yang ditunggu-tunggu. Sebab Jokowi diyakini tidak menuntut pertanggungjawaban pidana kepada RG,” kata Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus pada Jumat (4/7).
Menurut Petrus, pernyataan RG bahwa Presiden Jokowi sebagai ‘bajingan tolol, pengecut’ dan lain-lain harus dilihat dari perspektif adanya ancaman serius terhadap "etika kehidupan bernegara".
Petrus menyetir amanat dalam TAP MPR No. VI/MPR/ 2001. Oleh karena itu, kata Petrus, jangan bawa RG ke ranah penghinaan terhadap Jokowi. Sebab, Jokowi tidak peduli dengan urusan penghinaan terhadap diri pribadinya.
Ada Hidden Agenda
RG dkk. patut diduga memiliki hidden agenda, yaitu mencoba membentuk komunitas dengan budaya berbeda, yang pada akhirnya menggeser kultur atau budaya sopan santun, berbudi luhur dan berkepribadian warisan leluhur bangsa kita yang beragam.
Harapan RG dkk, kata Petrus, budaya asli warisan leluhur, perlahan-lahan akan ditinggalkan menuju suatu budaya lain dengan karakter yang intoleran bahkan radikal setidak-tidaknya di kalangan pengikutnya untuk memperkuat barisan oposisi. Terlebih-lebih menyatukan dukungan memenangkan pencapresan Prabowo Subianto.