Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tangis Haru untuk Dokter dan Bidan yang Tewas Diterjang Kereta

Jumat, 15 April 2016 – 10:34 WIB
Tangis Haru untuk Dokter dan Bidan yang Tewas Diterjang Kereta - JPNN.COM
Ilustrasi. FOTO: dok/jawapos group

jpnn.com - KEPERIGIAN Dr dr Catur Hari Kushartono SpA(K), 51; dan Yurnalies Fusvasari ditangisi ratusan orang. Pasutri dokter dan bidan itu dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi. Mulai para kerabat hingga orang sekitar yang pernah mengenal lewat sentuhan pengobatan mereka.

Di sepanjang Jalan Sumbermulyo, Kelurahan Gundih, nama dr Hari juga begitu dikenal. Itu adalah kampung Hari semasa kecil. 

Kini dia tinggal di Driyorejo, Gresik Meski demikian, dokter berusia 51 tahun itu tetap sering bersentuhan dengan persoalan kampung Gundih, khususnya yang menyangkut kesehatan warga. 

Misalnya, ketika salah seorang warga sakit, Hari biasanya tak pernah menolak untuk turun tangan. Tinggal SMS atau telpon saja. Secepatnya dia akan datang. Orang-orang pun menyimpan rasa kagum kepadanya beserta keluarganya. 

Indah Rachmaniyah, 56, menjadi salah seorang saksi perlakuan dr Hari terhadap warga sekitar. ”Semua orang di sini kenal siapa dokter dan bagaimana perlakuan keluarganya terhadap kami,” ungkap Indah di sela-sela doanya di depan rumah duka, Jalan Sumbermulyo 8 Gang 3, kemarin. 

Hari juga dikenal sebagai orang yang gigih. Dia pendiam dan sangat berhati-hati dalam melaku- kan berbagai kegiatan. Di dunia pendidikan, putra keempat pasangan M. Setyohadi dan Soeli Rahajoe itu menempuh rentetan studi yang membuatnya ahli dalam bidang emergency dan perawatan intensif anak. 

Hari menempuh studi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan masa studi 1983–1989. Setelah menempuh sekolah kedokteran itu, dia ditugaskan di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Di sanalah untuk kali pertama dia bertemu dengan sang istri, Yurnalies Fusvasari. 

Setelah mempersunting Yurnalies, Hari kembali ke Surabaya dan menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) anak. Studi mengenai perawatan intensif anak dia tuntaskan terus hingga memperoleh gelar doktor pada Oktober 2015. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close