Tangis Megawati dan Seruan untuk Kader di Ultah PDIP
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dengan berapi-api ketika peringatan hari ulang tahun ke-45 partainya di JCC Senayan, Jakarta pada Rabu (10/1). Megawati mengawali pidatonya dengan mengucap syukur karena PDI Perjuangan berhasil melewati berbagai ujian sejarah.
"Terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah melabuhkan dan kepercayaan politiknya kepada PDI Perjuangan. Doa dan perjuangan kami selalu, selalu, dan selalu sekali lagi, untuk rakyat dan bangsa Indonesia," tutur Megawati.
Peringatan HUT ke-45 PDIP juga dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta para pejabat negara lainnya. Antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan dan para menteri Kabinet Kerja.
Megawati juga mengingatkan kader-kader partainya yang duduk di eksekutif, legislatif ataupun struktural kepengurusan agar tidak kehilangan orientasi. Presiden Kelima RI itu menegaskan, Pancasila 1 Juni 1945 harus menjadi pegangan setiap kader PDIP.
"Jangan disorientasi, pegang teguh ideologi Pancasila 1 Juni 1945. Jadikan Pancasila bintang penuntun yang membimbingmu dalam menentukan langkah dan keputusan politik," ucap dia.
Pemimpin 70 tahun itu juga meminta semua kader partainya agar menghilangkan pikiran pragmatis demi kepentingan pribadi. Sebab, PDIP harus fokus fokus melayani rakyat.
"Singkirkan mental individualis. Jangan kompromis terhadap hal-hal prinsip yang menyangkut kehidupan dan keselamatan rakyat. Gelorakan jiwa gotong royong, Nyalakan sulu perjuangan," pintanya sembari menangis.
Dengan suara menggelegar, Megawati yang masih menangis menyerukan kepada kader-kader PDIP agar senantiasa menyalakan api pergerakan demi tujuan bangsa dan negara. Dengan demikian, Indonesia Raya bisa tercapai.