Tanri Abeng
Dahlan IskanYang menghebohkan adalah ketika Pak Tanri menerima tawaran menjadi CEO perusahaan bir: Bir Bintang. Padahal latar belakang pribadinya sangat Islam: aktivis PII dan kemudian juga HMI.
Yang jelas Pak Tanri kemudian identik dengan manajer profesional yang hebat. Ilmu manajemen seperti tiba-tiba menjadi sangat penting. Para insinyur ITB dan IPB pun mengejar karier di manajerial.
Pun sampai Presiden Soeharto: mengagumi Pak Tanri. Pak Harto memanggilnya. Diajak diskusi mengenai pengelolaan perusahaan negara.
Saat itulah Pak Tanri mengajukan ide pembentukan kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lalu Pak Tanri menjadi menteri BUMN yang pertama.
Sebelum itu perusahaan negara berada di bawah kementerian teknis masing-masing. Perbankan di bawah menteri keuangan. Industri di bawah menteri perindustrian. Sebangsa Panca Niaga di bawah menteri perdagangan. PLN di bawah menteri PU. Dan seterusnya.
Sejak zaman Pak Tanri itulah kekuasaan para menteri atas perusahaan negara dicabut. Semua dialihkan ke kementerian BUMN.
Pak Tanri, dengan demikian, adalah 'Bapak BUMN'. Jabatan menteri BUMN tetap di tangannya saat presiden berganti ke Prof BJ Habibie. Lalu pindah ke Laksamana Sukardi di zaman Gus Dur. Hanya sekedipan mata. Pak Laks diganti oleh orang NU --saya lupa namanya.
Di zaman Bu Megawati jadi presiden, Pak Laks kembali diangkat menjadi menteri BUMN.