Tantang Berkelahi, Pengamen Malah Tewas Ditikam
jpnn.com - BANJARMASIN - Hadiansyah alias Ancau (38), pengamen asal Mantuil, Banjarmasin Selatan yang terlibat perkelahian Selasa (4/11) lalu di Jalan A Yani Km 4,5 dibantai di hadapan penjaga parkir akhirnya tewas.
Aksi penganiayaan yang menewaskan Ancau tersebut diperagakan dua tersangka M. Riduan alias Iwan (28) dan Nofriza alias Riza (20), warga Kelayan A RT 19, Banjarmasin Selatan, di halaman Mapolsek Banjarmasin Timur, kemarin (1/12) siang saat reka ulang kasus.
Sebanyak 44 adegan diperagakan oleh Riza dan Iwan dibantu model sebagai pemeran Ancau. Terlihat pada adegan ke-5 aksi pemukulan lebih dulu dilakukan oleh Ancau dengan cara menendang kepala Iwan. Pemicunya hanya salah paham karena saling tatap mata antara Iwan dan Ancau.
Iwan yang mendapatkan pukulan saat itu tidak meladeni dan pulang ke rumah. Namun karena rasa dendam, ia dan Riza berniat memberi pelajaran kepada Ancau dan dari rumah Iwan membawa sebilah senjata tajam yang diselipkan di pinggangnya.
Kemudian ketika dua tersangka ini sampai di lokasi kejadian, mereka bertemu. Lagi-lagi Ancau lebih dulu melakukan pemukulan dengan gitar kepada Iwan.
Hingga pada adegan ke 21 sampai 27, Iwan yang sudah dibakar amarah membabi buta menusukan pisau ke tubuh Ancau. Enam tusukan bersarang di sekujur tubuhnya.
“Saya melihat langsung Iwan dan Riza menganiaya Ancau. Iwan menggunakan senjata tajam dan Riza memukul dengan gitar. Tapi saya tidak tahu apa masalah hingga mereka berkelahi,” ucap Elianti alias Ali (28), penjaga parkir di depan warung Andre di Jalan A Yani km 4,5, tempat lokasi perkelahian.
Di sela rekonatruksi, Iwan mengatakan, sebenarnya ia hanya ingin menakuti Ancau. Tapi karena saat Ancau menantang dirinya berkelahi.
“Kalau waktu itu Ancau tidak meneriaki saya mengajak berkelahi mungkin tidak begini jadinya. Tapi buat apa disesali, ini lah kenyataan yang harus saya jalani,” ucap Iwan.