Tantangan dan Harapan Terhadap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang Baru
Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Kandidat Doktor Filsafat STF DriyarkaraSeringkali, sekolah-sekolah di kota besar lebih mudah mengadopsi kurikulum baru karena dukungan teknologi dan fasilitas lebih baik, sementara di daerah terpencil, penerapan kurikulum ini menjadi tantangan tersendiri.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah perlu mengkaji ulang kebijakan distribusi fasilitas pendidikan, serta memberikan pelatihan secara lebih intensif kepada tenaga pendidik di daerah agar kesenjangan demikian dapat diminimalisir.
Kedua, ada kebutuhan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagaimana diakui oleh banyak pihak, meskipun secara teori kurikulum ini dianggap revolusioner, dalam praktik masih ada banyak hambatan yang membuat implementasi tidak seragam di seluruh wilayah.
Evaluasi ini dapat mencakup survei lapangan, diskusi dengan para guru, siswa, dan orang tua, serta kajian akademis yang mendalam terkait dampak kurikulum terhadap capaian belajar.
Ketiga, peningkatan kapasitas guru sebagai pendidik dan agen perubahan menjadi signifikan.
Kurikulum Merdeka memberi keleluasaan lebih bagi guru dalam merancang proses pembelajaran, namun keberhasilan penerapan ini sangat bergantung pada kompetensi pedagogik yang kuat dan pemahaman mendalam terhadap tantangan pendidikan abad ke-21.
Untuk itu, kementerian pendidikan perlu memperkuat program pelatihan serta pendampingan bagi guru, agar mereka dapat menjalankan kurikulum ini dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Triyanto, 2023).