Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tarkam Jadi Ajang Pelampiasan, Bayarannya Cukuplah Buat Beli Pulsa

Sabtu, 20 Juni 2015 – 04:59 WIB
Tarkam Jadi Ajang Pelampiasan, Bayarannya Cukuplah Buat Beli Pulsa - JPNN.COM
Diego Michiels

jpnn.com - SAMARINDA - Dihentikannya kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia membuat pemain professional kelimpungan. Kehilangan mata pencaharian, juga tak bisa menyalurkan hobi dan kemampuan diri. Berlaga di ajang sepak bola antar kampung (tarkam) pun dijalani untuk memenuhi dua kebutuhan tadi.

Diprakarsai Presiden Klub Pusamania Borneo FC (PBFC) Nabil Husein Said Amin yang mengambil langkah serius dengan membentuk tim yang beranggotakan pemain-pemain kenamaan. 

Tak hanya pemain top di level klub profesional, beberapa pemain berlabel timnas seperti Zulkifli Syukur, Diego Michiels, dan Hamka Hamzah dirangkum dalam tim bernama Nahusam FC.

Nabil selama ini memang dikenal memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap sepak bola. Meski klub yang dibangunnya berstatus amatir, tapi Nabil sangat serius untuk mengikuti ajang Liga Ramadan di Makassar. Nabil tak ingin setengah-setengah untuk ambil bagian. Dia bahkan pasang target juara.

Salah seorang penggawa Nahusam FC, Hendra Ridwan mengaku senang bisa bermain tarkam karena bisa tetap menjaga kebugaran tubuhnya juga. "Kalau Liga Ramadan memang sudah sering ikut. Tahun lalu saya ikut. Sekarang saya di Nahusam FC sama-sama dengan pemain profesional lain," kata Hendra.

Meski hanya bermain tarkam, Hendra mengaku tak sungkan. Justru dia senang karena bisa bermain di Makassar yang merupakan asal daerahnya. "Kalau soal bayaran, ya memang tidak sebanding dengan ISL (Indonesia Super League). Tapi kalau tarkam ya cukup lah buat beli pulsa," ujarnya.

Senada, mantan gelandang PBFC, Zulvin Zamrun, juga senang bisa kembali merumput walau di kelas amatir. Dia juga dipastikan tak akan menemui kendala berarti karena hampir setiap tahunnya juga ikut andil di Liga Ramadan dengan pelbagai klub berbeda.

"Kalau ada kompetisi kan enak, masa depan pemain jelas. Kalau begini, ya kami hanya mengandalkan tarkam," tutur Zulvin.

SAMARINDA - Dihentikannya kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia membuat pemain professional kelimpungan. Kehilangan mata pencaharian, juga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News