Taruna Akpol Tewas, Akar Masalah Karena Tradisi Kekerasan
jpnn.com - Anggota Komisi III DPR Erma Suryani Ranik menyesalkan peristiwa tewasnya Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam, yang diduga tewas karena dianiaya sejumlah seniornya.
"Saya menyampaikan duka mendalam bagi keluarga dan menyesalkan terjadinya peristiwa ini. Kami mendukung langkah Kapolri mengusut dan mempidanakan semua pelaku yang diduga bertanggung jawab," ujar Erma di Jakarta, Jumat (19/5).
Anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat ini juga meminta pihak terkait mengoreksi diri, karena peristiwa tersebut bukan yang pertama terjadi di dunia pendidikan kedinasan.
"Akar masalahnya tradisi kekerasan yang diturunkan dari tahun ke tahun, sudah seperti lingkaran setan. Tradisi ini harus diputus oleh pengasuh dan sistem di Akpol,’’ ucap Erma.
Dia menyarankan, pertimbangan intelektual dan psikis harus sepenuhnya seimbang dengan standar fisik sejak seleksi awal. Karena taruna dibentuk untuk tujuan menjadi pimpinan Polri yang cerdas, tanggap dalam melayani masyarakat dan mampu memberantas penjahat.
"Tantangan hari ini dan ke depan kan kejahatan kerah putih dan lintas negara. Maka proses pendidikannya sejak awal harus relevan dengan tantangan ini. Kekerasan tidak pernah relevan dengan pendidikan, karena berbeda dengan pendidikan disiplin," kata Erma.
Erma mengkhawatirkan, tradisi kekerasan bakal merusak fisik dan psikis yang akan dibawa hingga kelak keluar dari kampus. Untuk itu harus segera dihentikan.
Selain itu, anggota dewan dari daerah pemilihan Kalimantan Barat ini menyatakan mendukung usulan audit sebaiknya dilakukan institusi dari luar kepolisian. Hal itu dilakukan demi perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh.(gir/jpnn)