Tawarkan Aplikasi Teknopol demi Genjot Peluang Caleg Lolos
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga IT Research and Politics Consultant (iPol) Indonesia merilis sebuah aplikasi untuk membantu calon anggota legislatif (caleg) memperbesar kemungkinan lolos menjadi anggota parlemen hasil Pemilu 2019. Ada aplikasi bernama Teknopol yang ditawarkan iPol Indonesia untuk membantu para caleg.
"Teknopol merupakan perangkat lunak yang menggunakan sistem berbasis web," ujar CEO iPol Indonesia Petrus Hariyanto pada peluncuran Teknopol di Jakarta, Kamis (22/11).
Petrus menjelaskan, Teknopol sebagai aplikasi akan menjaring komunikasi bergerak. Aplikasi itu juga disertai big data iPol Analytics yang mampu mengolah data matematika politik, serta teknik statistik untuk membaca dan mendesain peluang kontestan dalam memenangi Pemilu Legislatif 2019.
Lebih lanjut Petrus mengatakan, fungsi utama Teknopol adalah membangun sinergi antara kekuatan politik dan strategi pemenangan melalui pengolahan data. Dengan memanfaatkan sistem ini, katanya, peta dan kekuatan kompetitor mudah diketahui.
Selain itu, Teknopol juga akan membuat strategi pemenangan lebih terarah, sekaligus menjadikan kampanye terukur. "Teknopol juga menghadirkan pola penggalangan suara menjadi lebih akurat karena menggunakan basis data pemilih yang sebelumnya telah diagitasi oleh relawan sehingga hasil pemilu/pilkada lebih cepat diketahui," kata Petrus.
Rencananya, iPol Indonesia juga akan menggelar seminar bertema Caleg Jadi, Bukan Jadi Caleg di Hotel Sultan, Jakarta pada 8 Desember 2018. Acara itu akan dihadiri oleh para ketua umum, sekretaris jederal dan pimpinan badan pemenangan pemilu partai-partai peserta Pemilu 2019.
Petrus akan tampil sebagai pembicara pada seminar itu. Sedangkan praktisi yang akan menjadi narasumber adalah Wildan Pramoedya, pengamat politik Agus Sukristyanto, pakar branding Novri Susan, Kang Maman Suherman dan Cak Lontong.
"Ini seri edukasi politik dan pemenangan modern yang mencerdaskan legislator sekaligus partai agar lebih cermat dan cerdas dalam berkompetisi untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2019 yang dirasa lebih sulit oleh caleg petahana ataupun baru," kata Petrus.(gwn/JPC)