Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tegas Bukan Berarti Siap Perang

Senin, 09 Juni 2014 – 09:10 WIB
Tegas Bukan Berarti Siap Perang - JPNN.COM
Jusuf Kalla. Foto: dok.Indopos/JPNN

Ada tiga masalah pokok bangsa yang harus kita hadapi bersama sama. Dan untuk mengomandoinya perlu pemimpin yang hebat. Permasalahan pokok itu adalah ancaman terhadap wibawa negara. Kelemahan sendi perekonomian bangsa, serta toleransi dan krisis kepribadian bangsa. Kita bisa hebat bila sistemnya hebat, dan orang yang menjalankan sistem itu juga hebat.

Dalam masalah ekonomi misalnya kita terkungkung oleh kekuatan anggaran dan kebijakan. Kita punya kekayaan alam yang cukup tetapi terbiasa dan terlena menghabiskan belanja untuk subsidi subsidi yang tidak tepat, sehingga anggarank pembangunan terbatas. Ada kekurangberanian dari pengambil kebijakan untuk mengalihkan subsidi. Takut dianggap kebijakan tidsk populer dan takut mendapat tantangan dari rakyat.

Itulah yang saya maksudkan perlu pemimpin yang tegas. Tegas bukan berarti siap perang dengan bangsa lain, atau menindas rakyat yang tidak patuh pada pemimpin. Tegas dalam artian berani mengambil kebijakan yang dianggap paling baik untuk rakyat. Sepanjang kebijakan yang diambil menyangkut kepentingan rakyat, dan dilakukan secara transparan saya optimistis rakyat bisa menerimanya.

Mungkin anda masih ingat bagaimana kita menyelesaikan konflik Aceh yang berkepanjangan. Pada akhirnya persoalan itu bisa diselesaikan dengan baik, para pihak pun bisa menerima secara elegan. Dampaknya, Aceh berkembang dengan demokrasi dan perekonomian rakyatnya yang begitu membanggakan, sementara republik ini bisa menjaga keutuhannya.

Demikian juga kebijakan penghapusan subsidi minyak tanah yang ditindaklanjuti dengan konversi minyak tanah ke gas. Awalnya masyarakat bereaksi karena khawatir dengan kebijakan itu, tetapi akhirnya bisa dilalui dengan baik. Kini tak ada lagi masyarakat yang antri mengular di pangkalan minyak tanah demi lima liter minyak. Apa kita harus mempertahankan subsidi-subsidi yang mengekang anggaran itu? Sementara banyak hal yang bisa dilakukan dengan program pengalihan subsidi tersebut. Pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan guru, PNS dan TNI/Polri serta kebijakan kebijakan ekonomi kerakyatan yang langsung dirasakan manfaatnya.

Anda memulai kampanye di Sumatera, berawal dari Aceh berlanjut ke Padang dan seterusnya. Apa yang anda dapatkan dari kampanye dan kunjungan ke daerah daerah tersebut?

Negeri ini negeri yang kaya. Banyak daerah yang punya kekayaan berlimpah, tetapi ada pula daerah yang minim sumber daya alam. Terhadap daerah dengan kekayaan berlimpah sebenarnya negara sudah berhutang pada daerah tersebut, bilamana belum ada kesejahteraan yang mereka dapatkan. Kekayaan alam di satu daerah belum dikompensasikan dengan peningkatan kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut. Prinsip prinsip keadilan ini yang harus kita jaga agar bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan bermartabat.

Saya sangat bersyukur dari beberapa hari masa kampanye yang telah berlalu, sambutan dan antusias masyarakat begitu membanggakan. Di sana sini muncul kelompok kelompok relawan yang tumbuh dengan sendirinya, muncul dari gress rooth. Kekuatan relawan dikombinasikan dengan mesin partai akan menjadi kekuatan besar dalam menerima amanah rakyat. Hal ini terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, dan Jawa Barat. Insya Allah daerah daerah lain akan menyusul.

CAWAPRES pasangan Joko Widodo, M Jusuf Kalla, tak membuang waktu untuk merebut hati masyarakat Indonesia termasuk di Sumatera. Usai kampanye di Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News