Tekan Impor BBM, Bangun Kilang di Bontang
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam upaya mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya dengan menggenjot pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim). Kini, proyek tersebut memasuki tahap penyiapan lembaga konsultan internasional dan spesifikasi teknis untuk proyek tersebut.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan, proyek tersebut dikerjakan oleh tiga BUMN di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Perusahaan itu membentuk konsorsium guna menetapkan konsultan internasional.
"Setelah ditetapkan, kami akan berkoordinasi dengan konsultan internasional terkait spesifikasi teknis kilang. Tapi, saat ini kami juga terus menyusun spesifikasi teknis kilang untuk sementara. Persiapan ini bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi," jelas Edy melalui keterangan tertulis kemarin (6/8).
Penentuan spesifikasi proyek kilang di Bontang, lanjut dia, memperhatikan beberapa aspek. Seperti, jenis minyak yang akan digunakan, jenis BBM yang dihasilkan dan produk petrokimia lain yang akan dihasilkan. Tujuannya untuk meningkatkan keekonomian kilang.
"Dari konsultan internasionalnya akan digabungkan dengan teknologinya. Dari sana ada perkiraan investasi yang dibutuhkan," ujarnya.
Setelah tahap tersebut selesai, pemerintah bakal menetapkan dokumen penawaran untuk calon investor. Targetnya pihaknya bakal mengajak investor untuk meninjau lahan kilang pada September 2014 nanti.
"Kami juga akan membentuk tim task force untuk membantu kelangsungan poyek. Anggotanya, antara lain, para pakar yang pernah berkecimpung dalam dunia kilang. Mereka yang sudah purna bakti, jadi kami optimalkan," jelasnya.
Dia menjelaskan, proyek kilang dengan skema kerjasama pemerintah swasta (KPS) rencananya dibangun di lahan seluas 900 hektar di Bontang, Kalimantan Timur. Lahan tersebut disediakan gratis sebagai insentif beserta tax holiday selama 15 tahun.
"Selain itu, kepastian pasokan minyak mentah juga dipastikan dari Iraq sebanyak 300 ribu barel per hari (bph)," ungkapnya.