Sabtu, 15 November 2014 – 12:14 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menurunkan harga cabai yang melonjak signifikan dua bulan terakhir di berbagai daerah. Hal itu dilakukan karena harga cabai, terutama jenis rawit, sering menjadi penyumbang terbesar inflasi secara nasional.
"Harga cabai menjadi salah satu fokus kami akhir-akhir ini karena sensitif terhadap inflasi. Jangan sampai harga cabai yang tinggi mendongkrak inflasi. Karena itu, kami harus bergerak cepat ke sentra-sentra produksi untuk memantau langsung pasokannya seperti apa," ujar Sekjen Kemendag Gunaryo di kantornya kemarin (14/11).
Berdasar tabel harga kebutuhan pokok nasional (THKPN) yang diolah Kemendag dari puluhan pasar di Indonesia, terlihat lonjakan harga cabai yang sangat signifikan. Sebagai contoh, cabai merah keriting yang harga rata-rata nasionalnya pertengahan tahun lalu Rp 17.784 per kg saat ini sudah Rp 54.002 per kg. Lalu, cabai merah biasa yang pertengahan tahun lalu Rp 18.858 per kg kini sudah Rp 51.555 per kg.
Menurut Gunaryo, kemarau panjang menjadi salah satu penyebab produksi sentra-sentra penghasil cabai melemah. Akibatnya, pasokan cabai ke pasar tradisional berkurang. Hal itulah yang ditengarai menyebabkan kenaikan harga. "Ibu Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Srie Agustina) sudah memantau langsung ke tempat. Kemarin ke Lampung, saat ini sedang di NTB (Nusa Tenggara Barat)," ungkapnya.