Teliti Pola Komunikasi Paus Biru, Ilmuwan Menguping Suara Paus dari Jarak 1,000km
Kamis, 12 Maret 2015 – 00:00 WIB
Ilmuwan Antartika berhasil merekam lebih dari 40.000 suara panggilan paus biru untuk mempelajari bagaimana mamalia raksasa itu berhasil selamat dari praktek perburuan paus selama beberapa dekade terakhir.
Para ilmuwan Antartika berharap suara panggilan paus biru ini dapat menjawab sejumlah pertanyaan kunci yang berhasil diidentifikasi oleh Komisi Perburuan Hiu Internasional (IWC) di Kemitraan Samudera Selatan, untuk memperkuat advokasi mereka atas Riset Hiu tanpa senjata.
Populasi paus biru di dunia sempat terpuruk karena ekploitasi berlebihan dari industri penangkapan ikan paus pada pertengahan tahun 1900.
IWC memperkirakan populasi paus biro saat ini yang tersisa tak kurang dari 2,300.
Para ilmuwan dari Australia dan Selandia Baru kembali dari perjalanan riset mereka selama 6 pekan ke Samudera Selatan dan berhasil melacak lebih dari 80 ekor paus biru raksasa.
Mike Double dari Divisi Antartika Australia mengatakan mereka berhasil merekam lebih dari 50 jam nyanyian paus yang jaraknya hingga sejauh seribu kilometer.
"Sudah bisa dipastikan itu adalah suara paus biru yang saling memanggil satu sama lain di sepanjang Samudera Selatan di dekat Antartika," katanya.
"Dengan menggunakan alat pantulan suara (echo sounders) kita mampu memetakan, mengetahui karakteristik dan memonitor krill di sekitar paus biru dan menemukan kawanan yang lebih padat daripada yang ditemukan di tempat lain.
"Kami mendengar mereka dari jarak antara 750 kilometer dan 1.000 kilometer jauhnya, senandung mereka sangat keras."
jarak itu menurutnya setara dengan melakukan percakapan antara Sydney dan Melbourne atau Brisbane.
Alat berupa pelampung Khusus memungkinkan para peneliti untuk mendengarkan nyanyian gemuruh rendah dari paus biru yang dapat membimbing kapal ke lokasi mereka.
"Awalnya, Paus tidak begitu sering bernyanyi seperti yang kita harapkan, dan kita benar-benar sudah berpikir akan mengalami kesulitan teknis untuk sementara waktu," kata Ganda.
"Tapi segera setelah kami meninggalkan Pulau Belaney, tiba-tiba paus biru mulai sering bernyanyi.
"Suara paus biru benar-benar dapat terpental hingga ke lapisan dalam laut ... dan benar-benar menyebar horisontal, karenanya suara mereka dapat melakukan perjalanan atau merambat hingga ke jarak yang sangat jauh di lautan."
Para peneliti mengejar lagu paus di Samudera Selatan hingga ke tepi Laut Ross dimana mereka sempat dikelilingi oleh sekelompok paus biru.
Para ilmuwan meyakini kawanan paus berkumpul di dekat Laut Ross untuk mengejar kawanan krill. Sebuah paus bisa makan 100 ton krill ketika makhluk kecil yang berkerumun.
Sementara tujuan dari paus itu melakukan panggilan jarak jauh masih merupakan misteri, namun para ilmuwan mengatakan mereka menduga nyanyian paus jarak dekat bisa jadi terkait dengan panggilan makan.
Peneliti akan memaparkan hasil penelitian mereka ke pertemuan Komisi Perburuan Hiu Ilmiah di San Diego pada Bulan Mei mendatang.