Tempe Mengecil Di Daerah
Kamis, 26 Juli 2012 – 11:10 WIB
“Setidaknya ada normalisasi harga dengan campur tangan pemerintah. Karena mau tidak mau, bahan baku kami harus dari kedelai impor itu. Kadang saat stok dan uang sedang banyak, saya menyimpan stok sampai 250 kilogram. Namun jelas harga sudah sangat beda dan harga jual tempe saya tetap,” tambahnya.
Perajin tempe lainnya, Lujeng mengaku mengalami kendala dalam menyiasati bahan baku itu. Meski produksinya tak sampai membutuhkan 25 kilogram kedelai per hari, namun kenaikan itu sudah sangat menyiksa.
“Upaya saya sudah maksimal dan itu sangat tipis untungnya. Yaitu mengurangi sedikit porsi per kemasan. Untuk menaikkan harga, saya belum berani. Takut tidak laku di pasaran,” ungkapnya.