Temuan Peneliti BRIN di Muara Angke dan Ciliwung Bikin Ngeri
jpnn.com, JAKARTA - Kondisi pencemaran di Teluk Jakarta makin mengkhawatirkan. Hasil penelitian dari periset Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN) dan University of Brighton UK menunjukkan bahwa beberapa parameter nutrisi seperti Amonia, Nitrat, dan total Fosfat, melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia.
Selain itu, Parasetamol terdeteksi di dua situs, yakni muara sungai Angke (610 ng/L) dan muara sungai Ciliwung Ancol (420 ng/L), keduanya di Teluk Jakarta.
Konsentrasi Parasetamol yang cukup tinggi, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta.
Parasetamol merupakan salah satu kandungan yang berasal dari produk obat atau farmasi yang sangat banyak dikonsumi oleh masyarakat Indonesia secara bebas tanpa resep dokter.
“Hasil penelitian awal yang kami lakukan ingin mengetahui apakah ada sisa parasetomol yang terbuang ke sistem perairan laut,” papar Prof Zainal Arifin, anggota tim peneliti dari BRIN di Jakarta, Senin (4/10).
Dia menyebutkan penelitian dilakukan pada dua lokasi utama, yaitu di Teluk Jakarta dan Teluk Eretan. Kosentrasi Parasetamol tertinggi ditemukan di pesisir Teluk Jakarta. Sedangkan di Teluk Eretan tidak terdeteksi alat.
Zainal menjelaskan secara teori sumber sisa Parasetamol yang ada di perairan teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, yaitu: ekresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan; rumah sakit, dan industri farmasi.
Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan.