Tentang Perempuan Menemukan Tujuh Telur dan Cenderawasih
jpnn.com - GADIS berparas cantik itu tidak berhenti menggoreskan lilin panas dari canting listriknya ke selembar kain katun putih di Batik Bayusumilir, Rabu (18/6). Sesekali dia meraba-raba kain tersebut hanya untuk memastikan cara membatiknya sudah benar. ’’Harus hati-hati dalam membatik,’’ ucap Monica Witarsa, gadis itu.
Tidak lama, motif batik di kain putih tersebut mulai tampak jelas. Ada bunga sepatu dan anggrek, burung cenderawasih, serta berbagai ornamen dari Papua. Hampir seluruh unsur dari Kepulauan Raja Ampat tertuang dalam motif batik karya Monica.
Saat itu, gadis 19 tahun tersebut sedang asyik membatik. Dia ingin segera menyelesaikan kain batik tersebut untuk diaplikasikan pada busana rancangannya. Sebab, Monica akan menggunakan busana itu dalam acara penyerahan hadiah utama desain batik Raja Ampat pada Agustus mendatang, berbarengan dengan event besar pemerintah, Sail Raja Ampat 2014.
Ya, Monica adalah sang jawara utama desain batik Raja Ampat yang diselenggarakan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia pada 17 Maret. Dia bersaing bersama 583 peserta dari seluruh Indonesia dalam kategori umum.
’’Batik yang saya bikin ini desain baru. Temanya sama, Raja Ampat. Desain yang dilombakan sudah menjadi hak paten penyelenggara,’’ ujar gadis yang baru lulus dari SMK Katolik Mater Amabilis itu.
Desain batik Raja Ampat merupakan karya pertama Monica. Butuh waktu sekitar seminggu untuk menentukan ide hingga membuat sketsa. Saat itu Monica tidak mendesain batik tersebut dalam selembar kain.
Namun, dia membuatnya di kertas berukuran A-4 dengan cat air. Dia pun harus berkonsultasi dengan pembimbing dari komunitas belajar membatik binaan Bayusumilir Surabaya. ’’Saya bikin sketsanya cepat sekali,’’ kelakarnya.