Tentara AS Dijerat, Paspampres RI Terlibat
jpnn.com - CONCORD - Seorang anggota US Army, Audi Sumilat telah mengaku bersalah karena terlibat dalam konspirasi pembelian senjata dan berencana menyelundupkannya ke Indonesia. Yang mengejutkan, senjata selundupan itu digunakan oleh Pasukan Pengaman Presiden dan Wakil Presiden (Paspampres) Indonesia.
Menurut kantor jaksa New Hampshire, kasus itu terjadi pada 2015. Asisten jaksa, Bill Morse mengatakan, sebenarnya ada sejumlah kasus penyelundupan senjata di New Hampshire dan beberapa negara bagian lainnya di AS yang melibatkan pihak asing dari Ghana, Kanada dan Meksiko.
Namun, kasus Sumilat itulah yang pertama kali menyeret pihak resmi dari pemerintah negara lain. “Ini adalah kasus pertama dan saya menyadari bahwa negara penerima yang menjadi tujuan perdagangan ini adalah perwakilan pemerintah negara lain,” katanya.
Pihak berwenang menuturkan, Sumilat bergabung dalam konspirasi untuk membeli senjata di Texas dan New Hampshire untuk anggota Paspampres RI. Sebab, Paspampres RI memang tak bisa secara sah membeli senjata untuk mereka sendiri.
Sumilat menyebut ada tiga anggota Paspampres yang muncul dalam rencana pembelian senjata itu pada 2014, ketika mereka sama-sama menjalani pelatihan di Fort Benning, Georgia. Mulanya Sumilat membeli senjata di Texas, lantas mengirimkannya ke mitra konspirasinya di New Hampshire.
Selanjutnya, mitra konspirasi Sumilat itu mengirimkan senjata itu ke anggota Paspampres saat berkunjung ke Washington DC dan Majelis Umum PBB di New York. Dari situlah senjata-senjata itu baru diselundupkan keluar dari AS.
Sumilat telah mengaku bersalah pada proses persidangan di pengadilan federal, Selasa (7/7). Ia membuat pernyataan palsu kepada pemerintah federal tentang ketentuan pembelian senjata.
Sebab, Sumilat awalnya mengaku senjata itu untuk dirinya sendiri. Namun, dalam kenayataan justru Sumilat menyelundupkan senjata-senjata itu ke luar dari AS.