Terancam Jadi Tim Musafir, PSMS dan PSIS Cari Solusi
Magelang dipilih karena jarak dengan Semarang lebih dekat. Selain itu, dia menilai Stadion Gemilang juga sudah sesuai standar ketentuan PSSI di Liga 1. ”Jadi kami sudah mantap. Kami terus bicarakan untuk meminjam stadion ini kepada pemkot setempat,” lanjut Dimas.
Manajemen PSIS juga telah melakukan komunikasi dengan suporternya, Snex dan Panser Biru. Mereka berharap, meski bermain di Magelang, dukungan fans tetap kuat.
”Setiap laga home nanti kami pasti melakukan komunikasi dengan suporter. Kami sadar pengaruh suporter bagi PSIS sangat besar,'' bebernya.
Kalau PSIS sudah pasti musafir, PSMS masih berharap Stadion Teladan selesai sebelum kompetisi dimulai. Tak heran, fans PSMS terus menekan Pemkot Medan untuk segera menyelesaikan renovasi stadion. Suporter PSMS trauma akan situasi menjadi tim musafir seperti pada era ISL 2008.
Kala itu, Stadion Teladan tidak lulus verifikasi PSSI. Akhirnya, tim berkostum hijau itu pun harus pindah-pindah kandang selama satu musim. Puncaknya, mereka akhirnya terdegradasi ke level kedua setelah kalah dalam playoff menghadapi Persebaya Surabaya.
”Kami ingin Wali Kota Medan Dzulmi Eldin lebih serius, mengurus Stadion Teladan,” tegas Lawren Simorangkir, Ketua SMeCK Hooligan, salah satu komunitas suporter PSMS. ”Percepat renovasi. Kami tidak ingin PSMS terpuruk lagi,” sambungnya.
Senada dengan itu, Presiden klub PSMS Kodrat Shah berharap Pemkot Medan melalui dinas terkait untuk segera merampungkan renovasi Stadion Teladan sebelum memasuki Januari 2018. Tapi, kalau belum tercapai, opsinya adalah hijrah ke Stadion Utama Riau ataupun Stadion Kaharuddin Siregar di Pekanbaru. (rid/ham)