Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Terapi Cahaya pada Bar Khusus Penderita Winter Blues

Jadi Jujukan Orang-Orang Pencari Terang

Sabtu, 21 Desember 2013 – 18:31 WIB
Terapi Cahaya pada Bar Khusus Penderita Winter Blues - JPNN.COM
Foto: islandpacket.com

Carlson menciptakan booth terapi cahaya itu sebagai tempat yang nyaman bagi pengidap SAD. Dia menambahkan kain-kain berwarna putih sebagai kanopi. Booth terapi cahaya tersebut pun tampak seperti kepompong yang hangat bagi para pengidap SAD. Sambil menikmati paparan cahaya dari neon boks, mereka bisa memanjakan telinga dengan mendengarkan musik-musik mengentak yang dimainkan DJ.

Kesuksesan Lightbar itu menggugah seorang pengusaha di Kota Seattle, King County, Negara Bagian Washington, untuk melakukan hal yang sama. Beberapa waktu lalu, si pengusaha juga mendirikan bar mirip Lightbar di kota yang juga akrab dengan suhu dingin tersebut.

"Sebagian besar pengunjung memang hanya nongkrong atau membeli minuman. Tapi, ada juga yang ke sini demi terapi cahaya," ungkap Carlson.

Selama ini, para dokter memang terkesan mengabaikan SAD. Sebab, depresi musiman yang hanya terjadi pada musim dingin tersebut memang tidak berbahaya. Biasanya, dokter hanya akan meresepkan obat penenang atau menyarankan pasien yang mengidap SAD berlibur ke tempat lain yang bersuhu lebih panas. Usai liburan di kawasan yang hangat, keluhan para pasien itu hilang sendiri.

Michael Terman, dosen ilmu kejiwaan Columbia University, mengatakan, tindakan para dokter sudah benar. Sebab, gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan musim dingin tersebut memang bukan penyakit.

Para pengidap SAD hanya cenderung lebih murung, tidak bergairah, dan lebih cepat lelah saat hawa dingin menyergap. "Terapi cahaya akan membuat mood mereka lebih baik," tandasnya. (AP/hep/c11/dos)

 

Musim dingin di Kota Portland, Negara Bagian Oregon, selalu berlangsung lama. Hawa dingin, udara lembap, dan langit yang selalu berawan menjadi siksaan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close