Terbaik Baru
Oleh: Dahlan IskanJumlah orang Islam yang berduit kian banyak. Mereka mampu menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah bermutu tinggi –biarpun biayanya mahal.
Saya tidak tahu siapa yang pertama menangkap peluang itu: bikin sekolah bermutu. Yang ternyata dibanjiri peminat.
Sekolah agama tidak harus murah. Sampai seperti membeli Hyundai atau Piyati: harus inden.
Inden itu bahkan sampai lima tahun. Artinya: untuk masuk ke SMA di sekolah Islam tersebut harus mendaftar sejak anaknya masih kelas 5 SD. Lalu setiap bulan mereka sudah harus membayar –meski tidak semahal ketika sudah masuk SMA.
Sekolah Islam tersebut akan memonitor kualitas akademik si kelas 5 SD. Agar kualitas akademiknya kelak memenuhi syarat masuk di SMA tersebut.
Tak terbayangkan bahwa agenda diskusi mingguan di masa lalu terjawab di zaman ini: sekolah terbaik tidak harus lagi Katolik.
Yang menarik untuk diamati adalah: banyak sekolah bintang empat tersebut bukan dari organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Sekolah-sekolah bintang empat itu praktis milik perorangan –lewat satu yayasan yang dikendalikannya.
Al Hikmah Surabaya, misalnya, didirikan oleh alumnus ITS Surabaya, Ir Abdul Kadir Baraja. Kini Al Hikmah sudah berusia 35 tahun.