Terbukti, Program Kementan Mampu Muliakan Petani
Contoh lain adalah penggunaan combined harvester yang mampu menghemat tenaga kerja dari 40 orang per hektare menjadi 7,5 orang per hektare. Peralatan itu juga memangkas biaya panen hingga 30 oersen, menekan kehilangan hasil dari 10,2 persen menjadi 2 persen, serta menghemat waktu panen menjadi 4-6 jam per hektare.
“Dari sisi ekonomi, mampu memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga petani mencapai 80 persen, dari Rp 10,2 juta per hektar per musim menjadi Rp 18,6 juta per hektar per musim,” sebut dia.
Ketut menegaskan, pengembangan pertanian modern selain menambah manfaat ekonomi juga mendorong generasi muda tertarik menjadi petani. Selain itu, hal tersebut juga membuat petani merasa bangga.
“Petani modern adalah petani yang profesional, yang menggunakan alsintan dan inovasi teknologi pertanian terkini secara masif, tidak lagi mengandalkan otot dan meletihkan,” terangnya.
Karena itu, pendapatan pertani modern tentu tidak kalah menarik dan bahkan lebih besar dari upah atau gaji dari seseorang yang bekerja pada sektor nonpertanian. Terlebih, petani tidak terlalu sering lagi bersentuhan langsung dengan lumpur dan terpaan sinar matahari.
“Pada kondisi seperti ini, tanpa perlu dipaksa, petani dengan sendirinya akan terus bersemangat untuk berproduksi,” pungkas Ketut.(eno/jpnn)