Terduga Teroris Diduga Terlibat Penembakan Polisi
JAKARTA – Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polda Metro Jaya berhasil menangkap tiga terduga teroris, di Lamongan, Jawa Timur dan Bekasi, Jawa Barat pekan kemarin. Kuat dugaan terduga teroris ini terlibat dalam aksi penembakan sejumlah Anggota Polri beberapa waktu lalu.
Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menegaskan penangkapan pertama dilakukan Rabu (11/12) terhadap Fahri alias Agus di Jalan Taruna I, Kecamatan Bekasi Utara, Jabar, Pukul 20.00.
"
F alias A ini terkait dengan kelompok Thoriq, Bojonggede, yang melahirkan sejumlah nama dan penguasaan bahan peledak," kata Boy di Mabes Polri, Senin (16/12).
Kemudian, pada Minggu (15/12), kembali diamankan seorang terduga teroris di Lamongan, Jatim atas nama Raden Irwan alias Arkom. "Terkait dengan keterlibatan dalam mensuplly senjata api kegiatan fai dari kelompok kodrat dan merupakan bagian dari Abu Omar," kata Boy.
Dijelaskan Boy, dari Abu Omar itu melahirkan dua kelompok besar yang menjadi turunan. Yakni, Kodrat dan Abu Roban. "RI ini merupakan bagian dari kelompok Kodrat, tersangka yang sudah meninggal dunia," terangnya.
Boy menambahkan, keterlibatan RI adalah diduga berkaitan dengan berbagai aksi perampokan atau fai di toko emas. "Terakhir perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat," ungkapnya.
Dari penangkapan itu kemudian dilakukan pengembangan. Alhasil, polisi berhasil menangkap seorang di wilayah Kaliabang Nangka, Bekasi Utara, Jabar atas nama Abidin. "Ini satu kelompok dengan Arkom yang tertangkap di Lamongan, yang mendapatkan hasil di Tambora," tegasnya.
Penangkapan ini, kata Boy, juga dalam upaya menuntaskan kelompok di antara mereka yang diduga kuat masih melakukan aksi teror terkait penembakan Anggota Polri di Pamulang serta Pondok Aren, Tangerang Selatan.
"Ini merupakan pengembangan dari kelompok Kodrat. Untuk keterlibatan penembak polisi, diduga kuat juga dilakukan kelompok Kodrat," jenderal bintang satu itu.
Boy menerangkan, kelompok ini juga antara lain yang diperkirakan akan melakukan aksi pada perayaan Natal dan Tahun Baru. "Kita waspadai agar mereka tak sempat lakukan aksi. Walau belum terungkap mereka akan aksi, tapi dalam masa-masa seperti ini tidak boleh dibiarkan," katanya. (boy/jpnn)