Terganggungnya Keharmonisan Keluarga Jadi Persoalan Utama TKI
jpnn.com - NGAWI - Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Dita Indah Sari, menilai terganggunya keharmonisan keluarga menjadi persoalan utama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berangkat bekerja ke luar negeri.
Persoalan ini menjadi permasalahan utama, karena menurut Dita, para TKI terpaksa harus hidup berjauhan dengan keluarga, bahkan hingga bertahun-tahun. Karena itu ia menilai perlu sesegera mungkin dicarikan jalan keluar. Salah satunya, dengan mengajak para TKI senantiasa menjalin komunikasi dengan keluarga, karena saat ini teknologi telah cukup maju.
“Permasalahan lain, TKI dari kelompok muda cenderung tidak memiliki manajemen keuangan yang baik. Mentang-mentang jauh dari orangtua, pasti boros. Beli ini-itu yang tidak perlu," katanya, Minggu (24/11).
Menurut Dita, kelemahan-kelemahan ini perlu terus menerus disosoalisasikan agar masalah-masalah yang dihadapi para TKI dapat semakin diminimalisir. Salah satunya lewat sosialisasi Gebyar TKI 2013 yang digelar Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (23/11) malam.
Selain masalah tersebut, kepada para orangtua para TKI, Dita juga mengingatkan, perlunya menjaga anak yang belum memenuhi ketentuan agar tidak nekat berangkat bekerja ke luar negeri. Karena dampaknya bisa mengerikan. Misalnya seperti kasus yang Wilfrida Soik, TKI asal Belu, Nusa Tenggara Timur yang saat ini terancam hukuman mati di Malaysia.
“Orangtua jangan sampai mengijinkan anaknya yang belum berusia 21 tahun bekerja ke luar negeri," katanya.
Dalam sosialisasi kali ini, BNP2TKI meramunya dengan pagelaran seni tradisional Ludruk Kirun cs dengan lakon Jujur Makmur. Pagelaran menampilkan juga bintang tamu Dina Mustikasari, Kanti Daratista dan Sandirono dari padepokan Seni Kirun. Turut hadir aparat pemerintah dari Kabupaten Ngawi dan Kepala Desa Randusongo. (gir/jpnn)