Tergelincir, Sriwijaya Air Tabrak Petani
Kamis, 28 Agustus 2008 – 10:34 WIB
Nirwan Yahya, 36, salah seorang penumpang, saat ditemui Jambi Ekspres (grup Jawa Pos) setelah proses evakuasi mengatakan, pesawat yang ditumpanginya berangkat dari Jakarta sekitar pukul 15.45 WIB dan mendarat di Jambi sekitar satu jam kemudian. Dia mengungkapkan, sejak awal keberangkatan dirinya merasa ada pelayanan yang tidak beres.
Abdul Hakim, penumpang yang lain, mengungkapkan bahwa saat pesawat akan mendarat, semua berjalan mulus. Namun, begitu menyentuh landasan, roda pesawat keluar run way dan menerobos kebun sayur sekitar 300 meter di sisi landasan tersebut. ’’Saat pesawat tergelincir, semua penumpang langsung panik,’’ ujarnya.
Kejadian lebih tragis dialami sekeluarga, yaitu pasangan suami istri Seno, 50, dan Sri, 50, serta anak mereka Rahmat, 5. Saat kejadian, ketiganya sedang menggarap lahan perkebunan sayur di ujung landasan bandara. Ketika pesawat Sriwijaya Air keluar lintasan, Seno yang tengah berada di kebun terhantam sayap pesawat. Dia pun terkulai di bawah sayap kanan pesawat. Kedua kaki bapak nahas itu patah dan tangan kanan terluka serius. Seno akhirnya tidak sadarkan diri.
Rahmat yang posisinya tak jauh dari ayahnya ikut tersambar badan pesawat hingga menyebabkan dua kakinya patah. Sedangkan, Sri, istri Seno, saat kejadian sedang berada di dalam pondok kebun. Di duga, badan pesawat juga mengenai pondok sehingga Sri juga mengalami luka berat. Satu keluarga itu dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Asia Medika oleh petugas bandara.
Hingga tadi malam, penyebab tergelincirnya pesawat belum bisa dipastikan. Namun, dari kesaksian beberapa penumpang, penyebab tergelincirnya pesawat dengan nomor penerbangan SJ062 itu adalah gangguan sistem rem pesawat. ’’Sesaat sebelum mendarat, pilot memberitahukan bahwa sistem rem pesawat terganggu,’’ ungkap Arifin, salah seorang penumpang.
Kesaksian penumpang itu diperkuat pernyataan pihak Angkasa Pura, pengelola bandara. Kepala Devisi Teknik PT Angkasapura Bandara Sultan Thaha Jambi Dedi Setiono mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah rem pesawat kurang berfungsi.