Terima Kasih Cinta, Perjuangan Eva Melawan Penyakit Lupus
jpnn.com, JAKARTA - Setelah sempat tertunda dua tahun, film Terima Kasih Cinta besutan Tema Patrosza akhirnya tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis (17/1). Film drama keluarga ini diangkat dari kisah nyata adaptasi dari novel berjudul 728 Hari karya Djono W Oesman.
Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film ini, terutama mengenai kasih sayang, keluarga, dan juga pertemanan. Lebih dari itu, film ini juga memberikan pemahaman mengenai penyakit lupus yang mungkin masih asing di telinga sebagian masyarakat.
"Alhamdulillah dengan basic saya bukan di dunia film, tapi saya mencoba masuk ke film dengan mengangkat dunia edukasi mengenai keluarga, dan empati ke penderita lupus," ujar Wiwiek Hargono selaku Eksekutif Produser film Terima kasih Cinta.
Terima Kasih Cinta berkisah tentang perjuangan seorang gadis remaja Eva (Putri Marino), gadis SMA yang berkenalan dengan Ryan (Achmad Meghantara) karena sama-sama masuk dalam kelompok anak-anak yang memiliki penyakit saat masa orientasi siswa (MOS) di sekolahnya.
Ryan mengira Eva hanya pura-pura sakit seperti dirinya dan beberapa anak lain, agar saat MOS tidak mendapat tugas berat. Namun terdapat akhirnya Ryan memboyong Eva ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Orang tua Eva, Sugiarti (Cut Mini) dan Badarudin (Gary Iskak) panik mendengar kabar anaknya yang dirawat. Terlebih selama ini mereka menganggap insiden pingsan yang dialami Eva adalah penyakit biasa. Keduanya terkejut ketika dokter memvonis Eva mengidap penyakit lupus.
Film produksi Bintang Pictures ini menyajikan kisah mengharukan mengenai semangat Eva dalam melawan penyakit lupus dan menjalani hidupnya secara normal.
Proses pembuatan film Terima Kasih Cinta ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Bekasi karena hampir seluruh adegan diambil di kota Bekasi sesuai dengan latar tempat cerita dalam novelnya.