Terinspirasi Dari Sang Ayah, Perempuan Ini Mahir Menjinakkan Bom
Keluarganya merasa bangga, bahwa ia sudah lolos di Akpol di Semarang, selama 3,5 tahun ia menempuh pendidikan sekolah polisi. Kemudian Yokbeth lulus di tahun 2009, di tempatkan di Markas Brimob Kelapa Dua, Depok, guna mendapatkan pembinaan secara khusus.
“Usai lulus Akpol di Semarang melanjutkan pendidikan Brimob di Kelapa Dua, Depok. Akhirnya saya terpilih dari 66 anggota, terdiri dari 2 anggota perempuan dan sisanya laki-laki,” tutur perempuan yang bertempat tinggal di Asrama Ampeldento Blok A.1 ini.
Dia menjelaskan, selama menempuh pendidikan di Brimob, ia mendapat ilmu yang baru tentang penjinakkan bom (Jibom), teknik terjun, dan menyelam. Menurutnya banyak sekali pengetahuan baru dari pendidikan Brimob tersebut.
“Pendidikan di Brimob sekitar 3 tahun, banyak pengetahuan baru yang belum pernah saya pelajari. Sebab pendidikan di Akpol dan di Brimob sangat berbeda sekali,” urai istri dari Aan Yunata ini.
Disinggung pengalaman selama pendidikan Jibom, ia mengatakan awalnya ketika mempraktekkan agak tegang, lama-kelamaan akhirnya merasa ketagihan. Sebab, Yokbeth memang suka dengan hal yang penuh tantangan.
“Perlu di ketahuai saat anggota menjinakkan bom, yang harus di wasapadai yakni kelengkapan pakaian dan alat, sebab bom bisa berakibat fatal sangat sensitif, apalagi saat menjinakkan bom alat komunikasi harus off,” kata ibu dari Caithlyn Ananta ini.
Usai menempuh pembinaan khusus seperti Jibom, terjun payung, dan menyelam tersebut. Kemudia, pada tahun 2013, Yokbeth melanjutkan di Pusat Pendidikan (Pusdik) Brimob Mabes Polri, Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur.
“Saya menempuh pendidikan selama satu tahun di Pusdik Brimob Mabes Polri, Pasuruan. Pada 18 Mei 2014, saya mendapat tugas di Detasemen B Pelopor Satbrimob Polda Jawa Timur,” ungkapnya.