Terjebak 17 Hari di Gua, Bagaimana Tim Moo Pa Bisa Selamat?
’’Sungguh hebat, anak-anak tersebut tidak stres. Mereka bisa saling menjaga dan menguatkan saat terjebak dalam gua,’’ ujar Somroeng Sikaew, medical vice director Chiang Rai Prachanukroh Hospital, Rabu (11/7).
Dia menyatakan bahwa terjebak berhari-hari sangat berpotensi memicu stres dan keputusasaan. Kondisi itu bahkan bisa memicu orang untuk bunuh diri.
Banyak orang penasaran seperti apa Tham Luang. Namun, akses menuju ke sana masih ditutup polisi. Berdasar informasi penduduk lokal, ada gua lain yang karakteristiknya mirip Tham Luang. Meskipun, ukurannya lebih kecil.
Saya memberanikan diri mencicipi gua di kompleks Tham Pla tersebut. Lebar mulut gua sekitar 4 meter. Setelah masuk, lebar lorong rata-rata kurang dari 1 meter. Sekitar 20 meter dari mulut gua, kondisi sudah gelap gulita.
Sinar dari lampu senter kecil tak kuasa menembus kegelapan. Saya pun hanya bisa berjalan merayap perlahan-lahan. Lorong gua licin dan berlumpur. Suara tetesan air dari langit-langit gua terdengar jelas. Beberapa bagian gua yang cekung digenangi air.
Kontur gua kadang menanjak terjal seperti menaiki tangga setinggi 5 meter, lalu agak landai beberapa meter, kemudian turun tajam sekitar 3 meter. Membuat gua seakan-akan tersekat menjadi ruang-ruang terpisah.
Makin masuk ke dalam, udara kian pengap dan dingin. Oksigen yang menipis juga membuat napas semakin berat. Karena itu, setelah masuk sekitar 70 meter, saya berbalik keluar. Total, saya berada dalam gua tersebut sekitar 45 menit. Tapi, rasanya seperti lama sekali karena lelah dan deg-degan.
Karena itulah, saya mengagumi daya tahan 13 korban yang terjebak 18 hari tersebut. Berada di lorong gua yang sempit, gelap, pengap, dingin. Tanpa makanan. Hanya berbekal harapan. Dan mereka bisa selamat. Hebat.