Terlahir Miskin dan Dilecehkan, Angkat Derajat Keluarga dengan Prestasi
Alhasil, sejak kelas 1 SD sampai duduk di bangku SMP, Kadek sudah bersahabat baik dengan jenis pekerjaan orang dewasa. Dari mulai beternak, jadi kuli bangunan sampai pemanjat pohon kelapa dia lakukan sejak masih berumur enam tahun.
"Saya sejak SD sudah bekerja. SD ternak babi dan sapi itu kelas 1-6. SMP ikut pemanjat kelapa, dada saya sampai lecet-lecet karena manjat pohon kelapa," kisah Kadek sembari mengelus dadanya.
Tak sampai di situ, berbagai cemooh dan ledekan karena terlahir sangat miskin sudah saban hari terdengar di kuping Kadek. Namun, hal itu semua tak digubrisnya. Walaupun merasa sakit diledek oleh teman-temanya, Kadek justru menjadikannya sebagai motivasi hidup.
"Banyak, nggak tua nggak muda. Ya saya diledek dan dilecehkan karena kondisi saya yang sangat miskin, tapi itu yang saya jadikan motivasi. Saya mau nunjukin ke mereka semua bahwa saya bisa lebih baik," tutur pria penyuka daging babi ini.
Beruntung, pria cerdas yang sejak SD mendapatkan beasiswa ini bisa menamatkan SMA hingga tuntas. Baru setelah masuk SMA, ia berani tinggalkan semua pekerjaan itu karena mendapat beasiswa secara penuh dari Pemkot Bali dan difasilitasi tinggal di sebuah asrama.
Keinginannya sejak dulu sangat sederhana, dia ingin mengangkat derajat keluarganya agar lebih layak lagi. Dengan begitu tidak ada lagi yang meremehkan kondisi keluarganya.
"Moto hidup, saya dari keluarga nggak mampu dan tidak berpendidikan semua. Saya pengin tunjukkan ke mereka-mereka itu dengan mengangkat derajat keluarga saya dengan prestasi," ujar pria yang bercita-cita pengin jadi Gubernur Bali ini dengan semangat mengebu. (chi/jpnn)